Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, Sejarah adanya kebudayaan bekakak di Gamping, prosesi upacara kebudayaan bekakak di Gamping, makna dari kebudayaan bekakak di Gamping.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskripti. Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan observasi langsung, wawancara semi terstruktur. Teknik analisis yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan yaitu teknik triangulasi sumber dan waktu. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, Sejarah adanya kebudayaan bekakak di Gamping yaitu berawal dari meninggalnya para pekerja batu di Gunung Gamping termasuk abdi dalem Kyai Wirasuta dan Nyai Wirasuta sehingga mendorong Sri Sultan Hamengkubuwono 1 bersama masyarakat melaksanakan upacara kebudayaan Bekakak pada bulan Sapar, prosesi upacara tradisi bekakak di Gamping meliputi beberapa tahap yaitu midodareni pengantin bekakak, prosesi kirab bekakak, penyembelian pengantin bekakak dan sugengan agen, makna dari upacara kebudayaan bekakak di Gamping adalah sebagai simbol sesajian untuk memohon keselamatan para pekerja batu kepada penghuni Gunung Gamping dan sebagai penghormatan terhadap kesetiaan Kyai Wirasuta dan Nyai Wirasuta dari masyarakat. Makna di era sekarang lebih komperhensif karena memohon keselamatan bagi seluruh masyarakat Gamping tidak hanya para pekerja batu dan dapat menarik wisatawan dari luar kota untuk menyaksikan upacara tradisi bekakak di Gamping.
CITATION STYLE
Boli, P. K. (2022). Nilai Sejarah Dan Makna Kebudayaan Bekakak Di Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Innovative: Journal Of Social Science Research, 2(1), 624–632. https://doi.org/10.31004/innovative.v2i1.4233
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.