PENGALAMAN PEROKOK RENDAH TAR DAN NIKOTIN DI KOTA MALANG

  • . K
  • Sahar J
  • Wiarsih W
N/ACitations
Citations of this article
7Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

PENGALAMAN PEROKOK RENDAH TAR DAN NIKOTIN DI KOTA MALANGSmoker Experience In Low-Tar And Nicotine MalangKumboyono1, Junaiti Sahar2, Wiwin Wiarsih31Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas BrawijayaJl. Veteran Malang 651452, 3Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia1)e-mail: kumbo_yono05@yahoo.com atau kumboyono05@gmail.com2)e-mail: junsr@ui.ac.idABSTRAKKehadiran rokok rendah tar dan nikotin (mild) menimbulkan asumsi bahwa rokok jenis ini lebih ramah terhadap kesehatan. Hal ini dikaitkan dengan PP No. 38 tahun 2000 pasal 4 ayat 1, menyebutkan batasan kadar maksimal per batang rokok untuk tar adalah 20 mg dan nikotin 1,5 mg. Pembatasan ini dimaksudkan untuk menurunkan kandungan kadar tar dan nikotin yang lebih tinggi pada rokok kretek yang selama ini telah beredar di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna pengalaman perokok dalam mengkonsumsi rokok mild di Kota Malang. Penelitian dilakukan dengan desain fenomenologi pada tujuh partisipan. Penelitian menghasilkan empat tema yaitu: alasan merokok mild; perubahan yang terjadi setelah menjadi perokok mild; makna kebiasaan merokok; jenis dan strategi layanan yang dibutuhkan untuk berhenti merokok. Kesimpulan penelitian ini ialah perokok menilai rokok rendah tar dan nikotin merupakan rokok ringan sehingga memacunya untuk terus menerus merokok dengan hisapan yang lebih dalam atau lebih banyak. Pemerintah disarankan untuk melarang pencantuman label mild dan sejenisnya yang dapat dipersepsikan secara keliru oleh perokok.Kata kunci: berhenti merokok, fenomenologi, perokok, rokok mildABSTRACTThe mild cigarette led to the assumption that this cigarette has a lower risk for health. This matter is related to PP No. 38 year 2000 section 4 article 1, mentioning maximal rate constrain per bar smoke for tar is 20 nicotine and mg 1,5 mg. This demarcation is meant to degrade rate content of tar higher level nicotine and cigarette of kretek which during the time have circulated in Indonesia. This phenomenological study was aimed to describe the meanings of smoker’s experiences regarding the mild cigarettes consumption in Malang. Seven participants were selected. The results showed four themes: smoking reasons; changes that happen after smoking; meanings in relation with smoking habit; strategies needed to stop smoking. This study concluded that smokers believed the mild cigarettes were categorized in light cigarettes, and as a consequence, smokers have more interest in smoking continuously and inhaling more deeply. The government is suggested to stop putting the label of mild/other similar labels in a cigarettes pack which could be perceived incorrectly by smokers.Keywords: mild cigarettes, phenomenology, smokers, stop smoking

Cite

CITATION STYLE

APA

. K., Sahar, J., & Wiarsih, W. (2010). PENGALAMAN PEROKOK RENDAH TAR DAN NIKOTIN DI KOTA MALANG. Jurnal Keperawatan, 1(1). https://doi.org/10.22219/jk.v1i1.395

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free