Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kejadian stunting (kondisi pada anak yang memiliki tinggi badan kurang jika dibandingkan dengan umurnya) pada remaja yang tinggal pada lingkungan kawasan industri dan nelayan di Kota Surabaya. Metode penelitian ini adalah kuantitatif, dengan jumlah sampel sebanyak 145 responden. Uji statistik yang digunakan adalah chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ada perbedaan status gizi TB/U remaja di kawasan buruh industri dan nelayan. Kejadian stunting lebih banyak terjadi di kawasan nelayan. Tingginya jumlah remaja stunting di kawasan nelayan tidak lepas dari jumlah saudara remaja yang tinggal di kawasan ini. 2) Ada perbedaan status sosial ekonomi pada remaja kawasan buruh industri dan nelayan. Kawasan buruh industri mayoritas berstatus sosial ekonomi atas, sedangkan kawasan nelayan berstatus sosial ekonomi bawah. 3) Status gizi IMT/U tidak menunjukkan adanya perbedaan pada remaja di kedua kawasan. Hal ini menggambarkan bahwa kebutuhan nutrisi remaja masih dapat terpenuhi, karena bertempat tinggal di Kota Surabaya mendukung adanya berbagai pasokan pangan yang mudah diperoleh. 4) Ada perbedaan kejadian stunting pada remaja laki-laki dan perempuan. Hal ini bisa disebabkan kebutuhan gizi ibu yang kurang selama kehamilan bisa berdampak rusaknya sel telur pada janin perempuan, dan sistem sosial yang masih menganut patriarki mengindikasikan anak laki-laki memiliki kesempatan lebih baik dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
CITATION STYLE
Oktavia, L. (2020). Stunting pada Remaja Kawasan Buruh Industri dan Nelayan di Kota Surabaya. Biokultur, 9(1), 1. https://doi.org/10.20473/bk.v9i1.21723
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.