Penelitian kualitatif ini menyelidiki bagaimana konstruksi teori reproduksi sosial Bourdieu (cultural capital, social capital, habitus, dan field) menganalisis pengalaman pribadi korban, pelaku, korban-pelaku, dan saksi mata kasus perundungan di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara semi terstruktur terhadap responden yang merupakan mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Aceh, Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa perundungan yang dialami oleh responden sangat erat kaitannya dengan aspek cultural capital, social capital, habitus, dan field, baik secara positif maupun negatif. Responden yang memiliki aspek reproduksi sosial yang tinggi cenderung lebih rendah atau bahkan terhindar dari perundungan, dan sebaliknya. Peneliti turut menggaris-bawahi bahwa aspek-aspek dari teori reproduksi sosial sendiri terikat dengan konteks dan situasi, dan tidak bijak dilihat secara hitam dan putih. Penelitian ini berkontribusi pada kajian tentang hubungan perundungan dan konstruksi teori reproduksi sosial, khususnya dalam konteks Indonesia atau Asia Tenggara. Untuk penelitian lanjutan, peneliti merekomendasikan analisis teori reproduksi sosial dilakukan pada pimpinan, guru, serta staf di institusi pendidikan.
CITATION STYLE
Haekal, M. (2021). Perundungan Dalam Perspektif Bourdieu: Studi Tentang Pengalaman Mahasiswa Indonesia Menghadapi Perundungan Di Masa Kecil. JAS-PT (Jurnal Analisis Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia), 5(2), 155. https://doi.org/10.36339/jaspt.v5i2.535
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.