Penelitian ini mengeksplorasi kehidupan anak berkonflik dengan hukum (ABH/anak pelaku tindak kejahatan) pada aspek kehidupan mereka dari latar belakang ekonomi, lingkungan sosial, dan peer group dominasi maskulin. Studi ini menganalisis fokus kajian melalui elaborasi konsep penting dari Bourdieu, seperti habitus primer sekunder, doxa, heterodoxa, kapital, arena, dan dominasi maskulin. Studi kualitatif ini menggali data dari informan ABH dan beberapa petugas di LPKA Palembang. Pengumpulan Data melalui wawancara mendalam dan observasi. Sementara, analisis data secara interaktif melalui reduksi, display data, dan penarikan kesimpulan. Latar belakang ekonomi keluarga ABH sebagian besar berasal dari kelas sosial bawah dan lingkungan kurang mendukung dalam pengembangan karakter positif ABH. Posisi habitus primer ABH ini merupakan lingkungan negatif. Dalam hal ini, lingkungan sosial dan peer group menjadi referensi dalam proses pembentukan identitas sebagai habitus sekunder. Perilaku tindak kejahatan merupakan perwujudan heterodoxa ABH di luar arena mainstream (doxa). Lingkungan sosial dan peer group menjadi kapital sosial dan kapital budaya bagi ABH dalam arena kejahatan. Perspektif Bourdieu terkait gender pada masalah ini adalah konteks dominasi maskulin yang kuat. Hasil studi ini menunjukkan mayoritas ABH laki-laki. Sementara, perempuan dan anak perempuan lebih terlihat sebagai korban. [The study focuses on exploring the children in conflict with the law (ABH) in several aspects. The family Background is under economic Problems, a negative social environment, Poor peer groups, and masculine domination. The study analyzes the elaboration concepts from Bourdieu, such as primary and secondary habitus, doxa, heterodox, capital, arena, and masculine domination. The study takes from extracting data with informants such as ABH and several officers at LPKA Palembang. Data was collected through in-depth interviews and observations. Meanwhile, data analysis was carried out interactively, through reduction, data display, and concluding. ABH's family background is an economic poor background, the lower social classes, the environment habitus does not support ABH, and the social peer groups become their references in the process of performing identity as a secondary habitus. Bourdieu's perspective regarding gender sees in the masculine dominance problem. The result of the study shows the majority of ABH are male. Meanwhile, the women and girls are the victims of patrilineal culture.]
CITATION STYLE
Sartika, D. D., Soraida, S., & Arianti, Y. (2022). Perspektif Bourdieu pada Latar Belakang Ekonomi, Lingkungan Sosial dan Peer Group, Anak Berkonflik dengan Hukum. Musãwa Jurnal Studi Gender Dan Islam, 21(1), 13–24. https://doi.org/10.14421/musawa.2022.211.13-24
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.