Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Manyaran Kota Semarang

  • Amallia A
  • Kusumawati A
  • Prabamurti P
N/ACitations
Citations of this article
186Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Latar belakang: Tuberkulosis merupakan permasalahan kesehatan di Indonesia dengan jumlah kasus yang terus meningkat. Provinsi Jawa Tengah berada pada peringkat ketiga dengan kasus tertinggi tuberkulosis di Indonesia. Pada tahun 2019 tercatat jumlah kasus tuberkulosis di Kota Semarang sebanyak 4307 kasus. Puskesmas Manyaran mengalami peningkatan kasus dalam tiga tahun terakhir, pada tahun 2017 (23 kasus), 2018 (28 kasus), dan 2019 (49 kasus). Puskesmas telah melakukan berbagai program untuk pencegahan tuberkulosis, namun kasus masih terus bertambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam pencegahan tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Manyaran.Metode: Metode yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah masyarakat usia produktif yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Manyaran berjumlah 28.895 orang dengan sampel sebanyak 96 responden. Pengumpulan data melalui angket menggunakan google form dilakukan pada bulan Oktober-November 2020. Penelitian ini sudah lolos kaji etik dengan nomor 303/EA/KEPK-FKM/2020.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan pada variabel usia (p-value=0,000), pengetahuan (pvalue=0,004), sikap (p-value=0,003), aksesibilitas informasi kesehatan (p-value=0,002), kondisi fisik rumah (pvalue=0,003), ketersediaan sumber daya (p-value=0,002), dukungan keluarga (p-value=0,000), dukungan petugas kesehatan (p-value=0,000), dan dukungan teman (p-value=0,015) dengan perilaku pencegahan tuberkulosis. Sedangkan, variabel yang tidak berhubungan yaitu jenis kelamin (p-value=0,721), pendidikan terakhir (pvalue=1,000), pekerjaan (p-value=0,065), dan pendapatan (p-value=0,210). Uji regresi logistik menunjukkan dukungan petugas kesehatan memiliki pengaruh paling besar terhadap perilaku pencegahan tuberkulosis (pvalue=0,049) (OR=13,472).Simpulan: Penelitian menunjukkan adanya hubungan pada variabel usia, pengetahuan, sikap, aksesbilitas informasi, kondisi fisik rumah, ketersediaan sumber daya, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan teman dengan perilaku pencegahan tuberkulosis. Dukungan petugas kesehatan merupakan variabel yang paling berpengaruh, yang berarti masyarakat yang memperoleh dukungan petugas kesehatan memiliki peluang 13,472 kali lebih besar untuk melakukan pencegahan tuberkulosis dengan baik dibanding yang tidak memperoleh.Kata kunci: Tuberkulosis; Perilaku Pencegahan Tuberkulosis; MasyarakatABSTRACTTitle: Community Behavior in the Prevention of Tuberculosis in the Area Puskesmas Manyaran, SemarangBackground: Tuberculosis is a health problem in Indonesia with increasing cases. Central Java became the three highest rates of tuberculosis cases in Indonesia. In 2019 there 4307 tuberculosis cases in Semarang City in 2019. Puskesmas Manyaran has experienced an increase in cases in the last three years, in 2017 (23 cases), 2018 (28 cases), 2019 (49 cases). Puskesmas have carried out various programs for the prevention of tuberculosis, but they have not shown good results. This study aim to determine the behavior of the community in preventing tuberculosis in the area of Puskesmas Manyaran.Method: The method used was observational with a cross sectional approach. The population of this research is people of productive age who live in the area of the Puskesmas Manyaran totaling 28,895 people with sample of 96 respondents. Data collection through questionnaires using google form was carried out in October-November 2020. This research has passed the ethical review number 303 / EA / KEPK-FKM / 2020.Result: The results showed a relationship between age (p-value=0.000), knowledge (p-value=0.004), attitude (p-value=0.003), accessibility of health information (p-value=0.002), physical condition of the house (p-value=0.003), availability of sources power (p-value=0.002), family support (p-value=0.000), support from health workers ( p=0.000), and support from friends (p=0.015). Meanwhile, the unrelated variables were gender (p-value=0.721), latest education (p-value=1,000), occupation (p-value=0.065), and income (p-value=0.210) with tuberculosis prevention behavior. The logistic regression test showed support from health care workers had the greatest influence on tuberculosis prevention behavior (p-value=0.049) (OR=13.472).Conclusion: The study shows a relationship between the variables of age, knowledge, attitudes, accessibility of information, physical condition of the house, availability of resources, family support, support from health workers, and support from friends. Support from health workers is the most influential variable, meaning that people who get support from health workers have a 13,472 times greater chance of taking good prevention than those who did not.Keywords: Tuberculosis; Tuberculosis Prevention Behavior; Community

Cite

CITATION STYLE

APA

Amallia, A., Kusumawati, A., & Prabamurti, P. N. (2021). Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Manyaran Kota Semarang. MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA, 20(5), 317–326. https://doi.org/10.14710/mkmi.20.5.317-326

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free