Bawang merah merupakan komoditas sayuran prioritas nasional karena telah dikenal luas penggunaannya di masyarakat Indonesia. Namun, produktivitas bawang merah di Indonesia mengalami stagnansi, yaitu 9-10 ton ha-1 (2000-2018). Penerapan pertanian presisi melalui fertigasi menggunakan irigasi tetes menjadi altenatif solusi untuk menjawab tantangan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknologi fertigasi yang dapat diimplementasikan dalam budidaya bawang merah di lahan kering. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikarawang, IPB University, dari September hingga November 2022. Penelitian menggunakan RKLT split plot faktorial sebanyak 6 ulangan dengan jumlah selang irigasi (1 dan 2 selang) sebagai petak utama dan kepadatan populasi (normal = 200,000 tan ha-1 dan rapat = 400,000 tan ha-1) sebagai anak petak. Secara umum kepadatan populasi tanaman lebih berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman dibandingkan jumlah selang irigasi tetes. Satu selang irigasi per bedeng cukup untuk mendukung pertumbuhan dan produksi bawang merah di lahan kering. Tinggi tanaman pada perlakuan satu maupun dua selang irigasi setara, berkisar antara 32.81-33.70 cm. Produktivitas tanaman pada perlakuan satu maupun dua selang irigasi setara, yaitu 11.21-12.19 ton ha-1. Populasi yang padat mampu meningkatkan produksi, namun menghasilkan umbi berukuran kecil yang cocok untuk benih. Penentuan kepadatan populasi tanam sebaiknya disesuaikan dengan tujuan produksi dan kebutuhan pasar.
CITATION STYLE
Prathama, M., Anas Dinurrohman Susila, & Santosa, E. (2023). Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah terhadap Kepadatan Populasi dan Jumlah Selang Fertigasi Menggunakan Irigasi Tetes. Jurnal Hortikultura Indonesia, 14(2), 78–86. https://doi.org/10.29244/jhi.14.2.78-86
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.