ABSTRAK Penelitian ini ditulis karena untuk menjawab pertanyaan, bagaimana makna religiusitas yang terkandung dalam puisi Penyatuan karya Abdullah Wong jika diteliti dengan perspektif metafora dan simbol hermeneutika Paul Ricoeur? Metafora seperti apa yang terkandung dalam puisi Penyatuan karya Abdullah Wong? Simbol religiusitas apa saja yang terkandung dalam puisi tersebut? Dan sejauh mana hermeneutika Paul Ricoeur dapat membongkar makna religiusitas dalam puisi Penyatuan karya Abdullah Wong? Artikel ini tergolong dalam penelitian kualitatif deskriptif. Fokus penelitian ini pada metafora dan simbol dengan menggunakan perspektif teori hermeneutika Paul Ricoeur (Ricoeur, 1991: 75) pada puisi Penyatuan karya Abdullah Wong. Puisi Penyatuan, karya Abdullah Wong adalah puisi yang bernuansa religi. Puisi tersebut terdapat dalam sebuah novel dengan berjudul “Mada: Sebuah Nama yang Terbalik”. Puisi memiliki perbedaan dengan pusi-puisi lainnya. Selain terdapat dalam sebuah novel, puisi ini juga dijadikan sebuah lagu (kidung) yang bernuansakan etnik jawa. Selain itu, puisi ini menjadi embrio, ide cerita pertunjukan teater oleh salah satu komunitas teater di Jakarta, yaitu Lab Teater Ciputat, dengan judul “Mada”. Hasil penelitian yang didapat adalah makna religiusitas pada puisi Penyatuan dibangun atas wacana, “aku lirik”, manusia sebagai pejalan spiritual yang pada dasarnya adalah makhluk religi. Kesadaran trasendental sebagai seorang pejalan spiritual harus memiliki nilai-nilai religiusitas sebagai wujud pengabdiannya kepada ilahi melalui tugas yang harus dijalani seorang hamba. Kata Kunci: Religiusitas, Puisi, Metafora, Simbol, Hermeneutika Paul Ricoeur.
CITATION STYLE
Prasetyo, E. Y., & Hermansah, T. (2023). Religiusitas Puisi Penyatuan Karya Abdullah Wong. KOMUNIKA, 10(1), 60–71. https://doi.org/10.22236/komunika.v10i1.10079
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.