Perbedaan kadar rasio neutrofil dan limfosit terhadap kejadian kejang demam sederhana dengan kejang demam kompleks pada anak di RSUD Sanjiwani

Abstract

Background: The characteristics of febrile seizures are generally reported by parents subjectively. The neutrophil-to-lymphocyte ratio (NLR) is proposed as an objective parameter that can distinguish simple and complex febrile seizures. This study aims to assess the difference in NLR in children with simple and complex febrile seizures. Methods: A cross-sectional study was conducted using secondary data from medical records, at the Sanjiwani Regional General Hospital, Gianyar City, on pediatric patients aged six months to five years diagnosed with febrile seizures and treated in the period January-October 2022. The dependent variable in this study was the classification of febrile seizures, so the sample was divided into simple and complex febrile seizure groups. The NLR value was obtained by calculating the ratio of neutrophil and lymphocyte counts from the complete blood count results. The Mann-Whitney test assessed the difference in NLR value in the two groups. Results: There were 52 children included as research subjects. The majority of the samples were ≥1 year old (94.2%), female (53.8%), and diagnosed with simple febrile seizure (71.2%). The samples' median (minimum-maximum) NLR was 4.54 (0.4-16.4). This study found no significant difference in NLR values between the simple and complex febrile seizure groups (p = 0.976). Conclusion: There was no significant difference in NLR values between the groups of simple and complex febrile seizures. Further research is needed to determine NLR's cut-off point and correlation with simple and complex febrile seizures.   Latar belakang: Karakteristik kejang demam umumnya dilaporkan oleh orang tua secara subyektif. Rasio neutrofil dan limfosit (NLR) diusulkan sebagai parameter objektif yang dapat membedakan kejang demam sederhana (KDS) dan kompleks (KDK). Studi ini bertujuan untuk menilai perbedaan NLR pada anak dengan KDS dan KDK. Metode: Penelitian cross-sectional dilakukan menggunakan data sekunder dari rekam medik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanjiwani Gianyar, pada pasien anak berusia enam bulan hingga lima tahun didiagnosis dengan kejang demam dan dirawat pada periode Januari-Oktober 2022. Variabel terikat pada penelitian ini adalah klasifikasi kejang demam, sehingga sampel dibagi menjadi kelompok KDS dan KDK. Nilai NLR diperoleh dengan menghitung rasio jumlah neutrofil dan limfosit dari hasil pemeriksaan darah lengkap. Uji Mann-Whitney digunakan untuk menilai perbedaan nilai NLR pada dua kelompok. Hasil: Terdapat 52 anak yang diikutkan sebagai subyek penelitian. Mayoritas sampel berusia ≥1 tahun (94,2%), perempuan (53,8%), dan di diagnosis dengan KDS (71,2%). Median (minimum-maksimum) NLR sampel adalah 4,54 (0,4-16,4). Tidak terdapat perbedaan nilai NLR bermakna ditemukan antara kelompok KDS dan KDK pada penelitian ini (p = 0,976). Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan nilai NLR yang bermakna antara kelompok KDS dan KDK. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk menentukan cut off point dan kuat korelasi NLR dengan KDS dan KDK.