Balita pendek atau biasa disebut dengan stunting merupakan salah satu permasalahan yang sedang dihadapi oleh Indonesia. Data mengenai kondisi stunting di Indonesia bersumber dari pendataan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 menempatkan Indonesia di peringkat ketiga negara dengan status stunting tertinggi di Asia. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji prevalensi balita pendek di tiap provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah regresi spasial. Pemilihan analisis spasial didasarkan pada adanya ketergantungan spasial angka prevalensi di satu wilayah dengan wilayah lainnya. Hal tersebut diperkuat oleh hasil uji Indeks Moran menunjukkan adanya efek dependensi spasial. Berdasarkan uji Lagrange Multiplier, depedensi spasial terjadi pada error sehingga model spasial yang cocok digunakan adalah Spatial Error Model (SEM). Hasil pengujian menunjukkan prevalensi balita pendek di suatu wilayah dipengaruhi oleh 5 variabel independen di wilayah tersebut dan residual spasial dari wilayah lain yang berdekatan dan memiliki karakteristik yang sama.
CITATION STYLE
Revildy, W. D., Lestari, S. S. S., & Nalita, Y. (2021). PEMODELAN SPATIAL ERROR MODEL (SEM) ANGKA PREVALENSI BALITA PENDEK (STUNTING) DI INDONESIA TAHUN 2018. Seminar Nasional Official Statistics, 2020(1), 1224–1231. https://doi.org/10.34123/semnasoffstat.v2020i1.662
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.