This study is conducted based on students’ difficulties in finding meanings, their reluctancy to open dictionaries due to time consumption, unavailability of lexicography in curriculum, and the lack of willingness of Arabic teachers to arrange any bilingual dictionaries for beginners. In fact, dictionaries play an important role in teaching and learning Arabic language in any levels of schooling. This study aims to describe the use of Indonesian-Arabic bilingual dictionary, its users’ perception, the external evaluation, and its pedagogical implications. The method used is literature study supported with quantitative data. The recourses of data include three Arabic-Indonesian bilingual dictionaries and 2 Indonesian-Arabic dictionaries with their best features, survery questionnaire to 173 users, and interview. The results of the study show that, 1) users find difficulties in determining head of entry, morphological aspect covering finding roots of words, semantic aspect covering the difficulties of finding appropriately contextual words, and unfamiliarity with the dictionaries’ features; 2) more than 50% of the users find it ineffective to use dictionaries so that they need a training; 3) the results of evaluation show that every dictionary has its own characteristics; however, not all of the dictionaries have the necessary features included; and 4) the existence of training on how to use dictionaries seems to be necessary for university students. ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan mahasiswa mencari makna, keengganan membuka kamus, karena membutuhkan waktu lama, tidak adanya ruang bagi leksikografi terapan dalam kurikulum, minimnya minat pengajar menyusun kamus dwibahasa bagi pembelajar pemula, padahal kamus berperan penting bagi pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan. Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan penggunaan kamus dwibahasa Arab-Indonesia, presepsi penguna, melakukan evaluasi eksternal, dan implikasi pedagogis. Metode penelitian yaitu studi kepustakaan serta data kuantitatif sebagai pendukungnya. Sumber data berupa 3 kamus Arab-Indonesia dan 2 kamus Indonesia-Arab yang memiliki fitur terbaik, Infestigasi kuesioner survey pada 173 pengguna,dan wawancara. Temuan penelitian menunjukan, 1) pengguna mengalami kesulitan menentukan kepala lemma, aspek morfologi yakni menentukan kata dasar, semantik yaitu sulit mencari padananan makna yang sesuai kontek, tidak akrab dengan fitur kamus, dan 2) lebih dari 50% pengguna merasa kurang efektif menggunakan kamus, sehingga membutuhkan pelatihan, 3) hasil evaluasi menunjukan setiap kamus memiliki karakteristik, tidak semua unsur kamus termuat, meskipun tidak seluruh nilai evaluasi terpenuhi, karena informasi kamus tidak tersaji, terdapat fitur yang bisa dimanfaatkan bagi pengembangan kamus pedagogis, seperti informasi sejarah, ortografi, fungtuasi, cara penggunaan, pelafalan, morfologi, sintaksis, kelengkapan lema, contoh penjelas dan penggunaan, 4) kebutuhan pelatihan penggunaan kamus pada jenjang universitas.
CITATION STYLE
Rustandi, E. (2016). KAMUS DWIBAHASA ARAB–INDONESIA UNTUK PEMBELAJAR PEMULA. Edusentris, 3(2), 188. https://doi.org/10.17509/edusentris.v3i2.217
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.