Perjalanan kereta api yang membawa batu bara dari tanjung enim menuju tarahan menempuh perjalanan yang jauh dimana terdapat lintasan kereta api yang melintasi daerah pemukiman. Intensitas angkutan kereta api batu bara yang beroperasi selama 24 jam dapat menimbulkan kebisingan pada jam - jam tertentu. Pengunaan acuan lampiran I Kepmen LH Nomor 48 Tahun 1996 sebagai indeks standart kebisingan. Metode penelitian adalah langkah awal dalam melakukan penelitian suatu penelitian suatu permasalahan, kasus, fenomena atau lainya dengan jalan ilmiah untuk mendapatkan jalan yang rasional. Dalam pengujian ini intensitas intensitas kebisingan rata rata maksimal yang terjadi untuk didalam ruangan sebesar 85,8 dB sedangkan untuk diluara ruangan sebesar 86,2 dB angka tersebut diatas ambang batas Kepmen LH Nomor 48 Tahun 1996. Pemasangan barrier / penghalang yang bersifat permanen akan tetapi untuk penghalang yang bersifat permanen ini dapat membuat sekat antara pemukiman yang berada dikanan dan kiri perlintasan kereta api. Selain dapat mengunakan penghalang permanen dapat juga menggunakan penghalang yang berasal dari tumbuhan.Pemanfaatan pepohonan untuk mengurangi kebsisngan yang terjadi. Penambahan material pada dinding rumah untuk mengurangi kebisingan. Sebaiknya penelitian ini tidak hanya dilakukan sekali. Penelitian ini dapat dijadikan referensi dan kajian untuk penelitian selanjutnya. Jika masih ada kekurangan dalam penelitian ini, maka bisa dijadikan pelajaran dan perbaikan dalam penelitian selanjutnya.Kata Kunci: Kereta Api, Getaran, Pohon, Batu Bara, kebisingan
CITATION STYLE
Pratiwi, D., Ubaidi, B., Dewantoro, F., Yakub, V. K., & Widodo, A. (2022). ANALISIS KEBISINGAN LINGKUNGAN PADA LINTASAN KERETA (STUDY KASUS : JALUR KERETA DI KELURAHAN REJOMULYO KEDATON). JICE (Journal of Infrastructural in Civil Engineering), 3(02), 18. https://doi.org/10.33365/jice.v3i02.2153
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.