Population pressure on agricultural land is one of the important parameters to determine the level of environmental quality in watersheds (DAS). High population pressure on agricultural land in the watershed (DAS) can result in a decrease in land resources and damage to the watershed (DAS) ecosystem. This study aims to determine changes in agricultural land, and determine population pressure on agricultural land. The classification of population pressure is based on the Decree of the Directorate General of RLPS P.04/V-SET/2009. The method used is using a geographic information system and an analysis of population pressure on agricultural land. The results showed (1) Land change that occurred in the Laeya Watershed area, especially for agricultural land (ricefield, dry land agriculture, mixed dry land agriculture, and plantations) experienced a very high rate of land change from 2015 to 2020, namely an increase of 2,035 .71 Ha, while the change from agricultural land cover to settlements was 36.96 Ha (1.6%). (2) TP in the Laeya watershed (DAS) is mostly in good category (TP < 1). The sub-districts in the Laeya watershed that have population pressure in the good category are Baito, Laeya, Lainea, Moramo, Palangga, Palangga Selatan and Wolasi sub-districts. The Kolono District area with a TP value of > 2 is categorized as bad. Keywords: DAS, Land Change, Population pressure Tekanan Penduduk pada lahan pertanian adalah salah satu parameter penting untuk menentukan tingkat kualitas lingkungan pada Daerah Aliran Sungai (DAS). Tekanan penduduk yang tinggi pada lahan pertanian di DAS dapat mengakibatkan penurunan sumber daya lahan dan kerusakan ekosistem DAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan lahan pertanian, dan mengetahui tekanan penduduk terhadap lahan pertanian. Klasifikasi tekanan penduduk didasarkan pada SK Ditjen RLPS P.04/V-SET/2009. Metode yang digunakan yaitu menggunakan sistem informasi geografis dan analisis tekanan penduduk terhadap lahan pertanian. Hasil penelitian menunjukkan (1) Perubahan lahan yang terjadi di wilayah DAS Laeya khususnya untuk lahan pertanian (sawah, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur, dan perkebunan) mengalami laju perubahan lahan yang sangat tinggi dari tahun 2015 hingga tahun 2020 yaitu meningkat seluas 2.035,71 Ha, sedangkan perubahan tutupan lahan pertanian menjadi permukiman sebesar 36,96 Ha (1,6 %). (2) TP di DAS Laeya sebagian besar dikategorikan baik (TP < 1). Wilayah kecamatan di DAS Laeya yang tekanan penduduknya dalam kategori baik adalah Kecamatan Baito, Laeya, Lainea, Moramo, Palangga, Palangga Selatan dan Wolasi. Wilayah Kecamatan Kolono nilai TP > 2 dikategorikan jelek. Kata Kunci: DAS, Perubahan Lahan, Tekanan Penduduk
CITATION STYLE
Sigit Nur Cahyo, La Baco Sudia, & Dewi Nurhayati Yusuf. (2023). Analisis Spasial Tekanan Penduduk Terhadap Lahan Pertanian di Daerah Aliran Sungai Laeya Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Perencanaan Wilayah, 8(1), 44–55. https://doi.org/10.33772/jpw.v8i1.367
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.