Semakin tinggi aktivitas mencetak bentuk, semakin tinggi pula kemampuan motorik halus anak. Begitu pun sebaliknya, semakin rendah aktivitas mencetak bentuk, maka semakin rendah pula kemampuan motorik halus anak. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Subjek pada penelitian ini yaitu peseta didik kelompok A RA Al-Wafi Bumi Panyileukan Bandung yang berjumlah 12 orang. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas mencetak bentuk diperoleh nilai rata-rata sebesar 59. Angka tersebut berada pada rentang 50–59 dengan kategori kurang. Sedangkan kemampuan motorik halus diperoleh nilai rata-rata sebesar 65. Angka tersebut berada pada rentang 60–69 dengan kategori cukup. Hubungan antara aktivitas mencetak bentuk dengan kemampuan motorik halus anak kelompok A RA Al-Wafi Bumi Panyileukan Bandung diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,89 berada pada rentang 0,800-1000 yang artinya memiliki tingkat hubungan yang sangat tinggi. Hasil uji signifikansi diperoleh harga thitung = 6,168 > ttabel = 2,228 artinya hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Adapun besar kontribusi atau pengaruh aktivitas mencetak bentuk terhadap motorik halus sebesar 79,21%. Hal ini menunjukkan masih terdapat 20,79% faktor lain yang mempengaruhi kemampuan motorik halus anak di RA Al-Wafi Bumi Panyileukan Bandung.
CITATION STYLE
Novia pratiwi, N. pratiwi. (2021). HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MENCETAK BENTUK DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK. Smart Kids: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 3(2), 78–88. https://doi.org/10.30631/smartkids.v3i2.89
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.