Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mensintesis busa poliuretan dari minyak goreng bekas dan Toluen Diisosianat (TDI) dengan penambahan PEG-400 serta karakterisasi busa poliuretan yang terbentuk. Minyak goreng bekas dikonversi terlebih dahulu menjadi poliol sebelum direaksikan dengan TDI. Polimerisasi dilakukan pada temperatur kamar dengan variasi komposisi poliol minyak goreng bekas–TDI - PEG 400 yaitu (2:1,5:0); (2:1,5:1); (2:1,5:2); dan (2:1,5:3). Karakterisasi poliuretan hasil meliputi penentuan gugus fungsi menggunakan FTIR, jumlah ikatan silang menggunakan derajat penggembungan, dan sifat termal poliuretan menggunakan DTA. Poliuretan berhasil disintesis dari polyol minyak goreng bekas-PEG-400-TDI ditunjukkan adanya serapan karakteristik poliuretan dari spektra FTIR. Penambahan PEG-400 dapat menyempurnakan polimerisasi dan meningkatkan derajat penggembungan (ikatan silang semakin sedikit). Pengujian sifat termal poliuretan optimum dengan komposisi polyol minyak goreng bekas–TDI - PEG 400 (2 : 1,5 : 1) menunjukkan bahwa temperatur transisi gelas sebesar 256 o C dan temperatur degradasinya sebesar 275 o C.
CITATION STYLE
Nofiyanti, E., & Mariam, N. (2018). Sintesis dan Karakterisasi Busa Poliuretan dari Minyak Goreng Bekas dan Toluen Diisosianat dengan Penambahan PEG-400. CHEESA: Chemical Engineering Research Articles, 1(1), 21. https://doi.org/10.25273/cheesa.v1i1.2632
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.