Pusat pengatur beban menggunakan Automatic Generation Controller (AGC) sebagai regulasi frekuensi real time untuk memastikan keseimbangan antara permintaan beban dengan ketersediaan pembangkitan. Ketidakpastian variasi beban, dan adanya keterbatasan respon pembangkit (GRC) mempengaruhi respon dinamik frekuensi sistem dalam periode menit. Sistem Jawa Bali menerapkan AGC menggunakan metode integrator dengan 51,18 % partisipasi aktif pembangkit. Penelitian ini mengusulkan AGC menggunakan metode PID controller dengan mempertimbangkan variasi karakteristik beban dan keterbatasan ramp rate up/down pembangkit. Pemodelan AGC menggunakan PID controller memberikan respon pemulihan lebih cepat 2,3 detik dibandingkan metode eksisting dan mengelola kenaikan pembebanan lebih besar pada pembangki dengan biaya lebih rendah. Pembatasan ramp rate up/down pembangkit mengakibatkan perbedaan waktu dalam respon pemulihan dan berpengaruh pada fluktuasi frekuensi sistem, sedangkan variasi karakteristik beban tidak banyak mempengaruhi respon dinamik frekuensi sistem. Metode yang diusulkan disimulasikan dengan menggunakan Matlab Simulink dengan pemodelan untuk 2 pembangkit pada kontrol area tunggal dengan variasi karakteristik beban dan pembatasan pembangkit menggunakan data-data Sistem Jawa Bali
CITATION STYLE
Rositawati, S., & Mulyana, I. G. (2022). Dampak Variasi Beban Dan Keterbatasan Pembangkit Terhadap Kontrol Frekuensi Sistem menggunakan Automatic Generation Control. SUTET, 12(1), 1–11. https://doi.org/10.33322/sutet.v12i1.1653
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.