Kelurahan Sempaja Selatan termasuk daerah rawan banjir karena sistem resapan air pada wilayah utara mengalami hambatan akibat perubahan fungsi lahan, seperti pembebasan lahan untuk permukiman di daerah yang tidak sesuai peruntukkannya. Upaya pemerintah Kota Samarinda dalam penanggulangan banjir di tahun 2019 adalah perbaikan drainase, pembangunan drainase sub sistem, dan pembangunan kolam retensi sebagai solusi berkurangnya area resapan air. Berdasarkan kondisi eksisting di tahun 2021, kolam retensi hanya mereduksi banjir sebesar 3,76% dan tidak sepenuhnya menghilangkan genangan banjir, namun mengurangi lama genangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi infrastruktur hijau pengendali banjir berdasarkan preferensi stakeholder. Penelitian dilakukan dengan metode wawancara kepada stakeholder yang berpengaruh selaku pelaku pembangunan infrastruktur. Analisis konten pada penelitian menggunakan kode-kode yang ditemukan dalam transkrip wawancara dengan stakeholder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak seluruh elemen infrastuktur hijau dalam kondisi ketersediaan dan dikelola secara optimal, seperti infrastuktur drainase. Dibutuhkan informasi yang mendetail dari proses pembangunan infrastruktur secara menyeluruh tentang fisik ataupun keandalan elemen terkait. Diperlukannya penambahan infrastruktur dalam pengandalian banjir serta elemen untuk mengurangi sedimen dan polutan yang tinggi pada drainase.
CITATION STYLE
Rachmawati Safitri, D. P., & Jordan, N. A. (2022). Evaluasi Infrastruktur Hijau Pengendali Banjir berdasarkan Preferensi Stakeholder di Kelurahan Sempaja Selatan. Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia, 11(3), 143–148. https://doi.org/10.32315/jlbi.v11i3.179
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.