Masa bayi membutuhkan stimulasi maksimal untuk mendukung petumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat. Pijat bayi menjadi salah satu alternatif stimulasi fisik yang dapat mendukung tumbuh kembang anak serta membangun bonding attachment antara orang tua dan anak. Namun pemahaman masyarakat masih menganggap bahwa pijat bayi hanya boleh dilakukan oleh dukun bayi pada saat anak rewel, sakit, keseleo saja. Tujuan kegiatan ini mengoptimalkan peran kader kesehatan dengan pelatihan pijat bayi dengan tiga tahapan edukasi, demontrasi dan pendampingan. Sebanyak 30 kader kesehatan menjadi peserta, mereka diminta mengisi kuesioner sesudah dan sebelum kegiatan untuk menilai pengetahuan pijat bayi diperoleh hasil adanya peningkatan pengetahuan baik sebesar 56% setelah dilakukan pelatihan. Keterampilan peserta diobservasi dengan meminta mereka meredemontrasikan pijat bayi, semua peserta mampu malakukan pijat bayi sesuai prosedur. Pendmpingan dilakukan dengan mendatangi ke rumah ibu-ibu yang memounyai bayi dan kader langsung mempraktikan. Kesimpulan dari kegiatan pelatihan ini, kader kesehatan efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader, sehingga dapat menjadi perpanjangan tangan puskesmas untuk menjangkau masyarakat. Diharapkan setelah pelatihan kader dapat melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan serta melakukan pendampingan pijat bayi pada masyarakat secara kontinyu dalam bentuk program belajar memeijat bayi untuk mendukung program puskesmas meningkatkan tumbuh kembang bayi dan balita.
CITATION STYLE
Dahliana, D., Retnosari, E., Hairunisyah, R., & Clasari, N. (2021). OPTIMALISASI KEMAMPUAN KADER KESEHATAN DALAM MELAKSANAKAN PIJAT BAYI. Jurnal Salingka Abdimas, 1(2), 49–54. https://doi.org/10.31869/jsam.v1i2.3045
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.