Upacara Sipaha Sada Pada Agama Parmalim Di Masyarakat Batak Toba Dalam Kajian Semiotika

  • Wiflihani W
  • Suharyanto A
N/ACitations
Citations of this article
70Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Bunyi gondang hasapi mengalun dari dalam parsantian (rumah ibadah) mengiringi Ihutan (pemimpin agama) yang berdiri paling depan diantara kepulan dupa dari sanganonna, sambil manortor (menari) yang diikuti semua pengikutnya yang manatea (menari sambil duduk bersila). Asap (dupa) yang berasal dari sanganon (sebagai simbol alat pemanasnya) dan perasan jeruk purut sebagai pangurason untuk air pemandiannya, kain putih (hio putih) sebagai kain pembalutnya (abit sabinna) serta kain panjang tenun (ulos jugia na so pipot) sebagai kain gendongannya. Dalam upacara ini, Simarimbulubosi dipercayai berkenan menerima "sembah" dari orang yang percaya kepadanya dengan bentuk "sembah"nya adalah persembahan bermacam pelean (sesaji). Persembahan pelean (sesaji) tersebut terdiri dari kambing putih dan ayam "berwarna hitam bercampur putih" (jarumbosi) dan sesaji lainnya sebagai kurban untuk menyambut hari kelahirannya.

Cite

CITATION STYLE

APA

Wiflihani, W., & Suharyanto, A. (2011). Upacara Sipaha Sada Pada Agama Parmalim Di Masyarakat Batak Toba Dalam Kajian Semiotika. JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL, 3(1). https://doi.org/10.24114/jupiis.v3i1.784

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free