Pemberian ASI eksklusif 6 bulan awal kehidupan mampu mengurangi 13% angka kematian balita serta jadi salah satu strategi pengukuran dalam upaya menaikkan status gizi serta kelangsungan hidup balita. Hasil Riskesdas tahun 2021 menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif sampai usia bayi 6 bulan di Indonesia masih rendah, yaitu hanya sebesar 52,5%. Kegagalan pemberian ASI eksklusif kerap menjadi masalah bagi para ibu menyusui. Permasalahan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengetahuan, sosial support, keyakinan diri untuk menyusui atau breastfeeding self-efficacy (BSE). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan breastfeeding self-efficacy (BSE) dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Responden pada penelitian ini adalah ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kota Bandar Lampung. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara breastfeeding self-efficacy dengan keberhasilan ASI Eksklusif. Peningkatan breastfeeding self-efficacy pada ibu menyusui dapat menjadi kegiatan rutin yang harus dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.
CITATION STYLE
Suja, M. D. D., Roslina, R., Sudarmi, S., & Sulistianingrum, L. (2023). Breastfeeding Self-Efficacy dan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Kota Bandar Lampung. Preventif : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 14(3), 473–482. https://doi.org/10.22487/preventif.v14i3.955
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.