OGOH-OGOH DAN HARI RAYA NYEPI

  • Diatmika I
N/ACitations
Citations of this article
42Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Dalam memeriahkan hari raya nyepi, biasanya muda-mudi pada suatu desa pakramansetelah melakukan upacara taur kesanga menggelar pawai ogoh-ogoh. Pawai ogoh-ogoh inidilaksanakan sebagai ekspresi dari nyomia bhuta kala menjadi bhuta hita. Oleh karena itu, ogohogoh yang dibuat sehubungan dengan menyemarakkan hari raya nyepi hendaknya dalam wujudbhuta kala. Ogoh-ogoh itu selanjutnya diarak keliling desa pakraman yang bersangkutan sambildiiringi oleh tetabuhan baleganjur. Agar ogoh-ogoh yang sudah selesai diarak keliling desapakraman tidak dimasuki oleh bhuta kala, maka ogoh-ogoh itu sebaiknya diprelina dengan jalanmembakar di setra atau kuburan milik desa pakraman yang bersangkutan. Ogoh-ogoh yang diarakkeliling desa pakraman sebetulnya murni merupakan kreativitas seni dan budaya desa pakramansetempat, mengingat ogoh-ogoh itu tidak ada koneksitasnya dengan hari raya nyepi.

Cite

CITATION STYLE

APA

Diatmika, I. D. G. N. (2019). OGOH-OGOH DAN HARI RAYA NYEPI. Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu, 2(2), 82–94. https://doi.org/10.36663/wspah.v2i2.19

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free