Penyakit demam berdarah akibat infeksi virus dengue dapat dikategorikan sebagai penyakit dengan self limiting disease dengan masa penyembuhan sekitar 7 hari. Pada perjalanan penyakit tersebut, seringkali ditemukan berbagai macam penyulit yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi hingga kematian. Berbagai permasalahan klinis yang ditimbulkan akan mengakibatkan penurunan kondisi penderita secara umum. Salah satu komplikasi berbahaya yang dapat ditimbulkan dari demam berdarah adalah timbulnya syok dan perdarahan. Pemberian asupan ekstrak Monascus purpureus mampu menurunkan kadar Granulocyte-Macrophage Colony Stimulating Factor (GM-CSF), sehingga mampu mencegah komplikasi lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asupan ekstrak Monascus purpureus terhadap perubahan kadar GM-CSF pada penderita demam berdarah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental pada 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberikan asupan ekstrak Monascus purpureus selama 3 hari. Jumlah sampel yang digunakan pada setiap kelompok berjumlah 15 orang. Parameter yang digunakan pada penelitian tersebut adalah kadar GM-CSF setelah pemberian perlakuan. Hasil penelitian memperlihatkan adanya perbedaan kadar GM-CSF pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (p<0,05). Sehingga dapat disimpulkam pemberian asupan ekstrak Monascus purpureus selama 3 hari mampu menurunkan kadar GM-CSF penderita demam berdarah.
CITATION STYLE
Suryadinata, R. V., & Harianto, I. (2021). Ekstrak Monascus purpureus (angkak) mampu Menurunkan GM-CSF pada Penderita Demam Berdarah. JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis’s Health Journal), 8(2), 110–115. https://doi.org/10.33653/jkp.v8i2.626
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.