TRADISI PANJOPPUTAN SAAT MEMASUKI MASA PANEN PADI PADA MASYARAKAT DI DESA POLDUNG KECAMATAN AEK NATAS KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

  • Situmorang S
  • Pasaribu P
N/ACitations
Citations of this article
21Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pelaksanaa tradisi panjopputan, proses pelaksanaan tradisi panjopputan, simbol-simbol dan makna yang terkandung dalam tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi di Desa Poldung Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui penelitian lapangan (field research) dalam teknik observasi non partisipasi (non partisipan observer) dengan teknik observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi untuk menambah data yang relevan. Informan ditentukan dengan purposive sampling. Adapun yang menjadi informan dalam penelilitan ini adalah tiga orang penatua desa, tiga orang aparatur desa dan sembilan petani padi yang melakukan tradisi panjopputan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) Latar belakang pelaksanaan tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi berasal dari mitos yang berkembang ditengah masyarakat akan janji seorang nenek untuk menjemput bulir-bulir padi miliknya setelah tamu nenek kembali kerumahnya masing-masing. (2) Proses pelaksanaan tradisi panjopputan dikenal dalam tiga tahapan yaitu mamulung (tahap persiapan), partumonaan (tahap pelaksanaan), dan marhobas (tahap akhir pelaksanaa) yang dilakukan satu hari di waktu pagi. Pelaksanaan tradisi panjopputan biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. (3) Simbol-simbol dan makna yang terkandung dalam tradisi panjopputan  merupakan bentuk interaksi dan penghormatan kepada jiwa atau roh yang bersemayam pada tanaman padi, nenek moyang penguasa alam yang memiliki kekuatan atau makhluk lain yang menghuni lahan pertanian padi. Meskipun demikian penghormatan tertinggi tetap ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kesimpulan menunjukkan bahwa tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi merupakan warisan dari nenek moyang terdahulu yang hingga saat ini masih dilaksanakan oleh petani padi di Desa Poldung. Tradisi panjopputan pada masyarakat petani padi di Desa Poldung mampu menjadi jembatan untuk menyampaikan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat petani padi juga percaya bahwa tradisi panjopputan dapat mendatangkan keberkahan terhadap hasil panen.

Cite

CITATION STYLE

APA

Situmorang, S. E., & Pasaribu, P. (2018). TRADISI PANJOPPUTAN SAAT MEMASUKI MASA PANEN PADI PADA MASYARAKAT DI DESA POLDUNG KECAMATAN AEK NATAS KABUPATEN LABUHANBATU UTARA. Buddayah : Jurnal Pendidikan Antropologi, 1(1), 27. https://doi.org/10.24114/bdh.v1i1.8555

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free