Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk berkehendak bebas. Kehendak bebas manusia memungkinkan manusia untuk mengembangkan diri dan dunianya. Proses mengembangkan diri dan dunia manusia, manusia harus mengasah kemampuan kognitifnya agar dapat mengusai alam dan mengembangkan kemampuan spritualnya agar tercipta masyarakat yang teratur. Pendidikan sebagai jalan untuk membawa manusia keluar dari “kegelapan berpikir”. Namun pada kenyataanya praktinya, manusia tidak bebas dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut karena ada berbagai pandangan tentang manusia dan proses keluar dari kegelapan berpikir. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kepustakaan. John Dewey, tokoh pragmatisme berpendapat bahwa pikiran-pikiran harus dieksekusi dalam tindakan. Realitas bukanlah abstrak melainkan riil. Setiap individu dapat berinteraksi dengan dunia sosial di mana mereka berada sebagai realitas yang riil, maka setiap individu dapat belajar dari pengalaman
CITATION STYLE
Boiliu, N. I. (2023). Pragmatisme John Dewey dalam Praktik Pendidikan Agama Kristen. Regula Fidei : Jurnal Pendidikan Agama Kristen, 8(1), 1–9. https://doi.org/10.33541/rfidei.v8i1.157
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.