Penyembuhan luka menjadi hal yang penting. Ketika terjadi luka maka fungsi kulit tidak dapat berjalan sebagaimana seharusnya. Dilakukan berbagai usaha untuk penyembuhan luka seperti penjahitan luka, wound dressing, atau pemberian obat. Centella Asiatica dapat merangsang fibroblas agar berproliferasi dan menstimulasi sintesis kolagen. Saat ini banyak pengobatan alternatif yang dikembangkan untuk membantu proses penyembuhan luka, salah satunya metode terapi gen yang memanfaatkan sel punca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penyembuhan luka post hecting secara makroskopis antara pemberian topikal ekstrak sel punca mesenkimal tali pusat manusia dengan Centella asiatica pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang meliputi waktu penyembuhan luka, infeksi lokal, dan reaksi alergi. Penelitian ini menggunakan 3 kelompok perlakuan yang terdiri dari: (1) kelompok kontrol negatif (K) yang diberi Povidine iodine 1x sehari, (2) kelompok perlakuan 1 (P1) yang diberi topikal ekstrak sel punca mesenkimal tali pusat manusia 1x sehari, dan (3) kelompok perlakuan 2 (P2) yang diberi ekstrak Centella asiatica dalam bentuk salep 1x sehari dimana masing-masing kelompok terdiri dari 6 sampel. Didapatkan nilai sigma sebesar 0,049 (0,05) yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Pada uji post hoc LSD, tidak didapatkan adanya perbedaan rerata pada kelompok perlakuan 1 terhadap kelompok perlakuan 2. Adanya perbedaan efektivitas antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuanKata Kunci: Sel punca mesenkimal, Centella asiatica, skor nagaoka
CITATION STYLE
Dini, N. G., & Kurniawaty, E. (2022). Perbedaan Waktu Penyembuhan Luka antara Pemberian Ekstrak Sel Punca Mesenkimal Tali Pusat Manusia Dengan Centella Asiatica pada Tikus Putih Jantan. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia (JIKSI), 3(1). https://doi.org/10.57084/jiksi.v3i1.822
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.