SIMULASI MEDIA WAYANG KARTUN SEBAGAI UPAYA BRANDING APOTEKER CILIK PADA SISWA SEKOLAH DASAR GUNA MEWUJUDKAN LAMONGAN PEDULI KESEHATAN SEJAK DINI

  • Utami P
  • Rohmah M
  • Pramudita G
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
15Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Abstrak: Saat ini, fenomena apoteker masih kurang diakui keberadaannya oleh masyarakat, masih kerap terjadi, termasuk di Lamongan. Begitu halnya yang terjadi di Masyarakat Desa Lukrejo, Kalitengah, mulai dari anak-anak hingga usia dewasa belum mengetahui sosok seorang Apoteker. Kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah simulasi Apoteker Cilik menggunakan media wayang kartun, yang bertujuan meningkatkan branding Apoteker Cilik pada siswa sekolah dasar sehingga dapat mengenal lebih dekat kegiatan yang dilakukan oleh seorang apoteker dan dapat meningkatkan pengetahuan tentang obat sejak dini. Media wayang kartun digunakan sebagai alat bantu simulasi dalam mempraktekkan sosok seorang Apoteker. Sasaran mitra dalam pengabdian masyarakat ini, adalah siswa kelas 5 dan 6 di SDN Lukrejo, Kalitengah, Kabupaten Lamongan dengan tim terdiri dari 1 dosen, 5 mahasiswa. Waktu pelaksanaannya pada bulan Agustus 2022. Berdasarkan hasil pretest dan posttest, pre-test sebesar 52,5% dan post-test setelah edukasi mengalami peningkatan sebesar 54,4%, terdapat peningkatan pengetahuan terkait penggunaan obat sejak dini. Melalui kegiatan tersebut, harapannya siswa SDN Lukrejo akan lebih perhatian terhadap penggunaan obat, dan lebih menyadari pentingnya profesi kesehatan seperti apoteker, dalam menunjang ketercapaian kesehatan di generasi mendatang. Selain itu juga untuk memotivasi siswa Sekolah dasar menjadi generasi penerus yang berperan di bidang kesehatan dan berkontribusi aktif meningkatkan kesehatan di masyrakat Lukrejo, Kalitengah.Abstract: Currently, the phenomenon of pharmacists is still not recognized by the community, it still occurs frequently, including in Lamongan. This is what happened in the Lukrejo Village Community, Kalitengah, from children to adults who do not yet know the figure of a pharmacist. This community service activity is a simulation of the Little Pharmacist using cartoon puppet media, which aims to improve the branding of the Little Pharmacist in elementary school students so that they can get to know more about the activities carried out by a pharmacist and can increase knowledge about drugs from an early age. The cartoon puppet media is used as a simulation tool in practicing the figure of a pharmacist. The target partners in this community service are students in grades 5 and 6 at SDN Lukrejo, Kalitengah, Lamongan Regency with a team consisting of 1 lecturer, 5 students. The implementation time is in August 2022. Based on the results of the pretest and posttest, the pre-test was 52.5% and the post-test after education had increased by 54.4%, there was an increase in knowledge related to the use of drugs from an early age. Through this activity, it is hoped that the students of SDN Lukrejo will pay more attention to the use of drugs, and are more aware of the importance of health professions such as pharmacists, in supporting the achievement of health in future generations. In addition, to motivate elementary school students to become the next generation who play a role in the health sector and actively contribute to improving health in the Lukrejo community, Kalitengah.

Cite

CITATION STYLE

APA

Utami, P. R., Rohmah, M. M., Pramudita, G. A., & Parvilia, C. E. (2022). SIMULASI MEDIA WAYANG KARTUN SEBAGAI UPAYA BRANDING APOTEKER CILIK PADA SISWA SEKOLAH DASAR GUNA MEWUJUDKAN LAMONGAN PEDULI KESEHATAN SEJAK DINI. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 6(6), 4609. https://doi.org/10.31764/jmm.v6i6.10956

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free