Subjective Well-Being dan Penerimaan Diri Ibu yang Memiliki Anak Down Syndrome

  • Wijayanti D
N/ACitations
Citations of this article
198Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Creswell dengan pendekatan fenomenologi. Responden diambil berdasarkan purposive sampling yaitu pemilihan subjek dan informan dalam penelitian didasarkan atas ciri-ciri yang memenuhi tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan. Metode pengumpulan data adalah metode wawancara mendalam (in depth interview), dengan empat subyek penelitian dan empat informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada keempat subjek memiliki subjective well-being dan penerimaan diri yang berbeda dalam menghadapi anak dengan gangguan perkembangan down syndrome. Pada subyek pertama M, memiliki subjective well-being yang positif karena subyek merasa puas dengan keadaan anaknya dan menerima setiap kekurangan anaknya. Subyek kedua RNS, memiliki subjective well-being yang negatif dan penerimaan diri yang kurang baik karena subyek merasa bahwa keadaan anaknya merupakan kesalahannya dengan Sang Pencipta. Subyek ketiga MI memiliki subjective well-being negatif dan penerimaan diri yang kurang baik karena subyek tidak merasa puas dengan keadaan anaknya dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengatakan keadaan anaknya. Subyek keempat R memiliki subjective well-being yang positif dan penerimaan diri yang baik karena subyek merasa puas dengan keadaan anaknya.

Cite

CITATION STYLE

APA

Wijayanti, D. (2015). Subjective Well-Being dan Penerimaan Diri Ibu yang Memiliki Anak Down Syndrome. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(2). https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v3i2.3774

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free