Analisis mikropaleontologi (foraminifera dan nannofosil) merupakan data pendukung dalam merekonstruksi stratigrafi sedimen laut. Studi ini dilakukan untuk menganalisis keragaman dan kelimpahan nannofosil serta foraminifera untuk menentukan umur dan lingkungan pengendapan, serta hubungannya dengan aktifitas tektonik. Berdasarkan kumpulan nannofosil yang terkandung pada empat sampel dari Formasi Batilembuti, batuan ini berumur NN18-NN19, atau batas Pliosen-Plistosen, yang ditandai oleh akhir kemunculan Discoaster brouweri dan awal kemunculan Gephyrocapsa caribbeanica. Berdasarkan foraminifera planktonik, batuan tersebut berumur N21-N22, yang ditentukan dari akhir kemunculan Globigerinoides trilobus fistulosus, Sphaeroidinellopsis seminulina, Globorotalia multicamerata, dan Globigerinoides obliquus extremus dan awal munculnya Globorotalia truncatulinoides. Kumpulan foraminifera bentonik mengindikasikan Formasi Batilembuti diendapkan pada lingkungan batial atas. Rekonstruksi stratigrafi menggambarkan Formasi Batilembuti ditutupi secara tidak selaras oleh batugamping Formasi Batimafudi yang terbentuk pada lingkungan lebih dangkal (sublitoral luar atau neritik luar). Hal ini relevan dengan tektonik regional collision, berlangsung sejak dua juta tahun lalu (batas Pliosen-Plistosen), yang mengakibatkan Kepulauan Tanimbar mengalami pengangkatan hingga akhirnya muncul di permukaan. Katakunci: Foraminifera, nannofosil, Pliosen, Plistosen, Yamdena.
CITATION STYLE
Widhiyatmoko, M., Vijaya Isnaniawardhani, & Moh Heri Hermiyanto Zajuli. (2023). Distribusi Nannofosil dan Foraminifera pada Batas Pliosen-Plistosen Formasi Batilembuti di Pulau Yamdena, Provinsi Maluku dan Relevansinya dengan Tektonik Regional. Jurnal Geologi Dan Sumberdaya Mineral, 24(1), 39–50. https://doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v24i1.737
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.