Kebakaran hutan dan lahan merupakan masalah serius yang kerap terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Kebakaran terjadi akibat faktor alam atau bahkan karena unsur kesengajaan manusia. Salah satu contoh kasus kebakaran adalah kebakaran hutan savana di kawasan Gunung Bromo pada tanggal 20 sampai 23 Oktober 2014. Kebakaran yang berlangsung selama empat hari tersebut telah menghanguskan kurang lebih 1.487 Ha. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kebakaran merupakan ancaman serius karena kerugian yang ditimbulkannya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya penanganan pasca kebakaran. Salah satu caranya adalah penyediaan informasi spasial daerah bekas terbakar dalam bentuk peta. Peta dibuat dengan memanfaatkan data penginderaan jauh yaitu citra Landsat-8 dan citra MODIS sebelum dan sesudah kebakaran. Daerah bekas terbakar diidentifkasi dengan metode NDVI (Normalized Difference Vegetation Index). NDVI memanfaatkan kanal inframerah dekat dan kanal merah untuk menganalisa kerapatan vegetasi. Suatu piksel diklasifikasi sebagai daerah bekas terbakar jika nilainya melebihi nilai threshold. Model threshold yang digunakan dalam penelitian ini adalah μ - 1σ, μ, dan μ + 1σ. Berdasarkan hasil identifikasi daerah bekas terbakar pada kedua citra, didapat nilai akurasi terbesar citra Landsat-8 adalah 48,394% dari model μ - 1σ sedangkan citra MODIS adalah 57,089% dari model μ. Luas daerah bekas terbakar untuk citra Landsat-8 sebesar 1.354,5 Ha sedangkan untuk citra MODIS sebesar 1.005,209 Ha.
CITATION STYLE
Aini, N., & Sukojo, B. M. (2016). Pemanfaatan Data Landsat-8 dan MODIS untuk Identifikasi Daerah Bekas Terbakar Menggunakan Metode NDVI (Studi Kasus: Kawasan Gunung Bromo). Jurnal Teknik ITS, 5(2). https://doi.org/10.12962/j23373539.v5i2.17155
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.