LATAR BELAKANGKualitas hidup penderita asma merupakan perasaan seorang penderita asma dalam hidup yang meliputi kenyamanan, keamanan, kemandirian, dan kepuasan dalam hidup. Kualitas hidup pada penderita asma dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain status gizi, tingkat kontrol asma, kepatuhan berobat dan derajat obstruksi saluran napas. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan derajat obstruksi saluran napas dan karakteristik penderita asma dengan kualitas hidup penderita asma. METODEPenelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yang mengikutsertakan 37 penderita asma yang datang ke RSAL Dr Mintoharjo, Jakarta Pusat. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner AQLQ dan pengukuran spirometri yang didampingi oleh dokter spesialis paru. Analisis data menggunakan Uji Fisher Exact dengan tingkat kemaknaan p < 0.05. HASILHasil penelitian dari 37 responden didapatkan bahwa usia lansia adalah yang terbanyak (64.9%), lama menderita asma lebih dari 10 tahun sebanyak 32.4%, derajat obstruksi saluran napas berat sebanyak 51.4% dan penderita asma yang kualitas hidupnya terganggu sebanyak 86.5%. Usia, lama menderita asma, dan derajat obstruksi saluran napas berhubungan dengan kualitas hidup penderita asma (p<0.05), tetapi jenis kelamin tidak berhubungan dengan kualitas hidup penderita asma (p>0.05). KESIMPULANDerajat obstruksi saluran nafas berhubungan dengan kualitas hidup seorang penderita asma. Semakin berat derajat obstruksi saluran nafas, semakin berat gejala yang ditimbulkannya sehingga menurunkan kualitas hidup.
CITATION STYLE
Pujo, M. S. H., & Kartini, K. (2019). Peningkatan derajat obstruksi saluran nafas menurunkan kualitas hidup penderita asma. Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 2(3), 99–103. https://doi.org/10.18051/jbiomedkes.2019.v2.99-103
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.