This work departs from the phenomennon of the high rate of diforce in the Religious Court in Indonesia initiated by the wifes. Focusing on the diforce in the Religious Court of Bekasi, this article argues that the awarenes of gender equality between husband and wife is one of main reasons of marriage diforce proposed by the wifes. Early marriage is another reason behind the diforce. The rest is the less knowledge of the couple of husband and wife about the islamic doctrines on the rights and obligations of husband and wife.Cerai gugat merupakan jenis perceraian yang paling banyak diajukan ke Pengadilan Agama di Indonesia. Artikel ini membahas tentang cerai gugat yang terjadi di Pengadilan Agama Bekasi. Terdapat beberapa alasan yang mengakibatkan pengajuan cerai gugat di Bekasi. Salah satu yang berperan penting adalah kesadaran gender. Kesadaran akan kesejajaran hak dan kewajiban suami isteri menjadi salah satu sebab cerai gugat diajukan ke Pengadilan Agama. Selain itu, terdapat pula cerai gugat yang disebabkan oleh adanya perkawinan dini. Alasan lainya adalah kurangnya pengetahuan pasangan suami isteri akan doktrin agama tentang hak dan kewajian suami isteri dalam Islam.
CITATION STYLE
Saadah, M. (2020). PEREMPUAN DAN PERCERAIAN: Kajian tentang Cerai Gugat di Pengadilan Agama Bekasi. Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 11(2), 14. https://doi.org/10.14421/ahwal.2018.11202
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.