ABSTRAKSI: Dalam interaksi instruksional di SD (Sekolah Dasar), para guru dituntut mampu menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, sehingga siswa dapat melakukan pembelajaran dalam suasana psikologis yang mendukung. Suasana pembelajaran yang kondusif tersebut hanya dapat diciptakan jika guru bersikap ramah kepada siswa. Guru menggunakan bahasa yang santun sehingga tidak mengancam muka siswa. Bahasa guru yang santun akan dapat dijadikan sebagai model oleh siswa. Dengan demikian, secara tidak langsung, guru menanamkan nilai karakter sopan-santun kepada peserta didik. Dalam interaksi instruksional di SD, guru dapat menerapkan strategi kesantunan positif dalam membangun kedekatan hubungan dengan siswa. Sub-strategi kesantunan positif dapat dipilih dalam pelaksanaan kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Dengan penerapan strategi kesantunan positif akan terbangun kedekatan hubungan antara guru dengan peserta didiknya. Dengan kedekatan hubungan ini interaksi intruksional dapat berjalan dengan harmonis, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan baik.KATA KUNCI: Guru; Siswa; Model Kesantunan Berbahasa; Interaksi Instruksional; Sekolah Dasar. ABSTRACT: “Teacher as Model of Language Politeness in the Instructional Interactions in Elementary School”. In the instructional interactions in elementary school, teachers have been demanded to create a conducive learning situation, so that the students can perform in a supportive psychological learning atmosphere. Conducive learning atmosphere can only be created if the teachers are friendly to the students. Teachers use polite language so as not to face-threatening to students. Polite language, which is spoken by teachers, will be able to be used as a model by the students. Thus, indirectly, teachers instill character values of courtesy to students. In the instructional interactions in elementary school, teachers can implement positive politeness strategy in building a close relationship with the students. Sub-positive politeness strategies can be chosen in the implementation of the initial activity, core activities, and the end of the learning activity. With the application of positive politeness strategy will build close relationship between teachers and learners. With the closeness of this relationship, instructional interaction can work in harmony, so that the learning objectives will be well achieved.KEY WORD: Teacher; Student; Model of Language Politeness; Instructional Interactions; Elementary School. About the Authors: Dr. Agung Pramujiono dan Dr. Nunung Nurjati adalah Dosen Senior di FKIP UNIPA (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adi Buana) di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Alamat emel penulis: agungpramujiono.unipasby@gmail.com dan nunung.nurjati@gmail.comHow to cite this article? Pramujiono, Agung Nunung Nurjati. (2017). “Guru sebagai Model Kesantunan Berbahasa dalam Interaksi Instruksional di Sekolah Dasar” in MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Vol.2(2), September, pp.143-154. Bandung, Indonesia: UPI [Indonesia University of Education] Press, ISSN 2527-3868 (print) and 2503-457X (online).Chronicle of the article: Accepted (March 10, 2017); Revised (June 5, 2017); and Published (September 30, 2017).
CITATION STYLE
Pramujiono, A., & Nurjati, N. (2017). Guru sebagai Model Kesantunan Berbahasa dalam Interaksi Instruksional di Sekolah Dasar. MIMBAR PENDIDIKAN, 2(2), 143–154. https://doi.org/10.17509/mimbardik.v2i2.8624
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.