Meningkatkan efektivitas penggunaan air dalam pertanian adalah subyek dari banyak penelitian karena secara signifikan dapat mengurangi produksi pertanian di banyak negara. Simulasi awal tanam merupakan salah satu strategi mengatasi keterbatasan air. Dengan areal persawahan seluas 1.005 ha, penelitian ini berupaya memodelkan penanaman awal padi di Daerah Irigasi Bilokka, Sulawesi Selatan. Teknik neraca air yang diterapkan pada saat penanaman pertama kali dijadwalkan, merupakan salah satu cara untuk mengetahui berapa banyak dan berapa lama tanaman membutuhkan pengairan. Kami membutuhkan informasi tentang cuaca, termasuk curah hujan. Parameter masukan yang dihitung adalah evapotranspirasi. Hasil menunjukkan bahwa: 1) Nilai evapotranspirasi berada pada kisaran 3-6 mm/hari; 2) Curah hujan andalan berkisar 0-110 mm/10hari, sedangkan curah hujan efektif 0-8 mm/hari; dan 3) Berdasarkan perhitungan pola tanam dengan jenis tanaman padi dengan dua musim tanam, kebutuhan air minimum terdapat pada alternatif III yaitu 1,56 liter/detik/ha dengan mulai tanam pada bulan November III. Opsi ketiga, yang dapat memangkas penggunaan irigasi sebesar 0,31 liter per detik per hektar (16%, atau 322 liter per detik untuk keseluruhan area irigasi), adalah alternatif yang sebaiknya diterapkan di lapangan. Daerah irigasi seluas 206 ha dapat dikembangkan dengan menggunakan efisiensi air yang ditemukan dalam simulasi ini. Pemda yang bertanggung jawab atas pengendalian irigasi juga dapat menggunakan temuan ini sebagai referensi.
CITATION STYLE
Wahyuni, S., Haribowo, R., Sisinggih, D., Fatrah, Y., & Dwi P, I. (2022). Simulasi Penjadwalan Awal Tanam Padi untuk Efisiensi Irigasi. Jurnal Teknik Sumber Daya Air, 2(1), 47–58. https://doi.org/10.56860/jtsda.v2i1.33
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.