Perubahan organisasi dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan, namun seringkali menghadapi penolakan. PT TP yang akan mengimplementasikan program perubahan organisasi berupa reengineering, restruksturisasi, dan downsizing menghadapi tantangan yang penolakan perubahan. Sikap yang ditampilkan karyawan terhadap perubahan terkait erat dengan kesiapan karyawan tersebut untuk berubah. Semakin tinggi kesiapan untuk berubah maka semakin tinggi penerimaan dan partisipasi dalam perubahan. Secara teoritis, kesiapan untuk berubah adalah sejauh mana individu secara mental, psikologis, atau fisik siap untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan organisasi. Kesiapan untuk berubah dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah efikasi diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar sumbangan efikasi diri terhadap kesiapan untuk berubah pada karyawan PT TP. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan instrument berupa Skala Efikasi Diri dan Skala Kesiapan untuk Berubah. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 68 responden yang berasal dari karyawan level jabatan manajerial dan level staff. Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa efikasi diri memberikan sumbangan sebesar 14.4% terhadap kesiapan untuk berubah. Analisis tambahan yang dilakukan menunjukkan bahwa karyawan dengan level jabatan manajerial memiliki kesiapan untuk berubah yang lebih tinggi daripada karyawan level staff. Di sisi lain, karyawan dari departemen gudang memiliki efikasi diri paling tinggi dibandingkan karyawan dari departemen lain.
CITATION STYLE
Angkawijaya, Y. F., Arista, P. D., & Dewi, D. A. (2018). BERUBAH, SIAPA TAKUT? PENGARUH EFIKASI DIRI TERHADAP KESIAPAN UNTUK BERUBAH PADA KARYAWAN DI PT TP TANGERANG. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 1(2), 548. https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v1i2.1471
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.