Fenomena acara televisi anime serta buku komik yang berasal dari jepang memberikan ruang bagi perkembangan budaya popular Jepang di Bali. Seni berbusana dalam budaya popular Jepang seperti Harajuku Style (yang terdiri dari Lolita, Visual Kei, Ganguro dan costum player) telah menggeser busana tradisional Jepang seperti kimono dan Yukata. Seorang costum player mengagumi karakter anime, manga atau cosplayer tertentu dan mencoba menghadirkan sosok karakter tersebut dalam beberpa pagelaran budaya Jepang yang dilaksanakan di kota Denpasar dan Kecamatan Badung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage) dari pada costum player tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan teknik dokumentasi. Dalam Hasil penelitian terungkap bahwa dalam perspektif dramaturgi yang menerangkan tentang keberadaan panggung dalam kehidupan manusia memberikan penjelasan bahwa antara panggung panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage) seorang cosplayer merupakan dua sisi yang berbeda, bahkan bertolak belakang, namun tidak jarang memiliki kesamaan karakter. Penyajian gaya busana para custom player sangat beragam (disesuaikan dengan tokoh) serta penuh dengan kreatifitas sehingga selalu menjadi pusat perhatian dalam pagelaran budaya Jepang yang dilakukan di The Japan Pagelaran of Udayana (D’JaFU), CLAS: H Bali Sakura Matsuri.
CITATION STYLE
Haes, P. E., & Pratiwi, N. I. (2019). Pagelaran Budaya Jepang Cosplayer Dalam Perspektif Dramaturgi. Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 2(2), 245–253. https://doi.org/10.34007/jehss.v2i2.90
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.