Telah dilakukan percobaan skala laboratorium untuk mengkaji kemungkinan aplikasi teknologi membran ultrafiltrasi untuk mengolah air Waduk Saguling. Parameter utama dalam penelitian ini adalah fluks dan kandungan zat organik serta kekeruhan. Membran yang digunakan adalah membran selulosa asetat (CA) yang dibuat sendiri dengan komposisi selulosa asetat 11% (CA-11), 13%(CA-13), 15%(CA-15). Dari hasil analisis karakteristik air baku Waduk Saguling terlihat bahwa Warna, Kekeruhan, dan Zat Organik merupakan parameter yang harus diolah agar memenuhi standar baku mutu yang diperbolehkan. Dilakukan juga pengolahan pendahuluan dengan menggunakan Poly Alummunium Chloride (PAC) sebagai koagulan. Komposisi membran yang memiliki rejeksi zat organik dan Total Suspended Solid (TSS) paling besar dan memenuhi standar baku mutu air minum akan dipergunakan dalam pengolahan air minum yaitu CA-15. Dari hasil penelitian, permeabilitas air Waduk Saguling dari membran CA-15 mencapai 5-12 L/m2.jam.bar. Rejeksi zat organik pada air baku waduk saguling mencapai 90 % , TSS mencapai 90-100 %, TDS 80 % dan warna rejeksi 88 %. Membran Ultrafiltrasi dapat digunakan karena mempunyai prospek yang baik, sedangkan pengaruh pretreatment adalah untuk meningkatkan kualitas dan fluks dari permeat. Disarankan untuk penelitian lebih lanjut efek fouling dan scaling dengan waktu operasi yang lebih lama.
CITATION STYLE
Notodarmojo, S., & Deniva, A. (2004). Penurunan Zat Organik dan Kekeruhan Menggunakan Teknologi Membran Ultrafiltrasi dengan Sistem Aliran Dead-End (Studi Kasus : Waduk Saguling, Padalarang). ITB Journal of Sciences, 36(1), 63–82. https://doi.org/10.5614/itbj.sci.2004.36.1.5
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.