Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan kabupaten endemis Filariasis. Angka Mikrofilaria rate (Mf rate) tahun 2018 adalah 1,33% dan merupakan satu-satunya kabupaten/kota di Provinsi Jambi dengan angka Mf rate > 1%, sehingga dilakukan pengobatan massal kembali selama 2 tahun (2017-2018), namun masih ditemukan kasus baru pada tahun 2019. Tujuan Penelitian adalah menganalisis hubungan lingkungan fisik, biologi, sosial dan budaya dengan kejadian filariasis dan faktor dominan terhadap kejadian filariasis. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan rancangan case control. Populasi adalah kasus filariasis Tahun 2012-2018 di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Jumlah sampel sebanyak 80 orang, dengan perbandingaan antara kasus dan kontrol 1:1. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisis data menggunakan Chi-square test dan Independen sample t-test serta regresi logistik ganda. Hasil analisis terdapat 4 variabel yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian filariasis yaitu: umur responden (OR=0,14 CI 95% (0,05-0,38), pendidikan responden (OR = 4,67 CI 95% = 1,51-14,45), pekerjaan responden (OR = 4,66, CI 95% =1,76 -12,31), kepatuhan minum obat profilaksis (OR = 7,91, CI 95% = 2,92-21,43). Kepatuhan minum obat profilaksis merupakan faktor risiko yang paling dominan untuk terjadinya penyakit filariasis (OR= 12,97 (95%CI = 3,35-50,15) setelah dikontrol variabel keberadaan resting place, pekerjaan, usia, dan ketinggian tempat tinggal (m). Faktor paling dominan terhadap kejadian filariasis adalah kepatuhan minum obat profilaksis setelah dikontrol keberadaan resting place, pekerjaan, usia dan ketinggian tempat tinggal (m).
CITATION STYLE
Jumiati, J., Kalsum, U., & Ilham, I. (2020). Analisis Faktor Risiko Lingkungan Terhadap Kejadian Filariasis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Jurnal Pembangunan Berkelanjutan, 3(2), 13–19. https://doi.org/10.22437/jpb.v3i2.9890
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.