Kejadian syok kardiogenik (SK) memang menurun di era PCI, namun mortalitas jangka pendeknya masih tinggi sampai 80%. Syok kardiogenik paling banyak terjadi sebagai komplikasi dari infark miokard akut, namun dapat juga akibat penggunaan obat-obatan, gagal jantung, obstruksi, atau penyakit perikardium dan metabolik lainnya. Patofisiologi SK berhubungan dengan banyak etiologi dan pencetus. SK perlu dievaluasi berdasarkan ada tidaknya hipoperfusi dan kongesti, sehingga manajemen lanjutan menjadi lebih terarah. Perlu pemantauan hemodinamik yang lebih ketat pada pasien SK dengan hipoperfusi. Pada tinjauan ini, akan dibahas temuan hemodinamik dan evaluasi perfusi pada pasien syok kardiogenik.
CITATION STYLE
SIDHI LAKSONO, & Besmaya, B. M. B. (2022). Manajemen Syok Kardiogenik: Suatu Panduan Singkat. Hang Tuah Medical Journal, 20(1), 107–121. https://doi.org/10.30649/htmj.v20i1.334
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.