Tulisan ini mengkaji karakteristik aktivitas pedagang kaki lima (PKL) di ruang kota dengan studikasus kawasan pendidikan Tembalang, Kota Semarang. Studi ini menggunakan metode kuantitatifdengan paradigma positivistik dalam penarikan kesimpulannya. Dewasa ini kegiatan di kota‐kota diIndonesia cenderung dualistik, yaitu formal dan informal; baik dari penampilan fisik maupun secarasosial‐ekonomi dan sosial‐budaya. Tembalang sebagai salah satu kawasan cepat berkembang di KotaSemarang akibat aktivitas pendidikan juga mengalami kecenderungan tersebut, ditandai denganmeningkatnya aktivitas perdagangan dan jasa sektor formal berupa pertokoan, bersamaan dengansektor informal berupa pedagang kaki lima (PKL). Di satu sisi perkembangan ini terjadi dengan pesatdi kawasan fungsional yang belum mengakomodasi kegiatan PKL dalam perencanaanya. Akibatnya,pertumbuhan yang cenderung spontan dan tidak terencana ini berpotensi menimbulkan berbagaipermasalahan di masa depan. Di sisi lain, keberadaan PKL dapat membantu masyarakat khususnyamahasiswa dalam memenuhi kebutuhannya karena keunggulan dalam hal lokasi yang lebih dekatdan harga yang lebih terjangkau, terutama ketika dibandingkan dengan barang dan jasa yangtersedia di sektor formal.Kata kunci: aktivitas, Pedagang Kaki Lima / PKL, ruang
CITATION STYLE
Widjajanti, R. (2012). Karakteristik Aktivitas Pedagang Kaki Lima di Ruang Kota (Studi Kasus: Kawasan Pendidikan Tembalang, Kota Semarang). JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA, 8(4), 412. https://doi.org/10.14710/pwk.v8i4.6498
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.