Lontar Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsul (Kajian Pendidikan Lingkungan)

Abstract

Masalah lingkungan telah terjadi hampir di seluruh pelosok dunia, hal ini terjadi karena dalam kehidupan sehari-hari manusia bertindak tanpa menggunakan etika dan moral terhadap lingkungan. Penanaman dan pengembangan nilai moral lingkungan dilakukan melalui pendidikan lingkungan yang berorientasi pada kearifan lokal. Lontar sebagai hasil karya sastra tradisional merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Bali bahkan Nusantara. Lontar yang merepresentasikan nilai-nilai luhur alam dan lingkungan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Bali, salah satunya adalah lontar Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsul. Cerita lontaran Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsul mengandung simbol dominan terkait ekologi yang kemudian menghasilkan kajian masalah lingkungan, dan cerita lontar Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsul mengangkat kehidupan sosial-ekologis masyarakat Bali melalui pengungkapan pendidikan. nilai-nilai di dalamnya sehingga dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan program pendidikan berbasis lingkungan untuk mengatasi krisis lingkungan yang berkelanjutan. Dalam lontar Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsul dikisahkan bahwa Hyang Pasupati sebagai tokoh utama dapat diamati dari intensitas keterlibatan dalam cerita, cerita dalam naskah ini berlatar lingkungan alam Bali. Amanat yang terkandung dalam cerita lontar Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsal adalah sikap bakti kepada para dewa. Fungsi teks Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsul dapat disimpulkan bahwa penempatan dewata di lingkungan alam Bali berdampak pada terjalinnya hubungan baik antara manusia dengan Tuhan yang terbagi menjadi fungsi religi dan etika. Nilai pendidikan lingkungan dalam cerita Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsul berupa upaya pelestarian lingkungan fisik melalui konsep Sad Krti meliputi: girikrti, wanakrti, sagarakrti, ranukrti, swikrti, dan Jagatkrti.