Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana anggota komunitas Yosua Ministry tetap mengalami pertumbuhan rohani walaupun harus melakukan ibadah/persekutuan secara mandiri. Pandemi covid 19 yang melanda dunia membawa dampak besar dan perubahan cara hidup manusia saat ini. Untuk mengatasi penyebaran virus maka pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan sosial/phisical distancing dimana masyarakat diharapkan dapat bekerja di rumah, sekolah di rumah dan beribadah juga di rumah. Bekerja, sekolah dan ibadah dilakukan dengan sistim daring menggunakan berbagai media yang tersedia saat ini. Penelitian dengan judul “self directing bagi pertumbuhan rohani anggota komunitas dalam menghadapi covid 19”, memiliki rumusan masalah pengaruh covid 19 terhadap tata ibadah gereja dan dampak bagi pertumbuhan rohani anggota komunitas Yosua Ministry. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan cara mengumpulkan data dalam bentuk angket/kuisoner. Kuisoner dibagikan kepada anggota komunitas Yosua Ministry dan ada 105 orang yang berpastisipasi dalam mengisi angket melalui googleform. Berdasarkan hasil temuan dari angket yang dibagikan melalui googleform maka dapat simpulkan: 1) self directing seseorang memiliki relasi yang kuat dalam mendorong seseorang memiliki kemampuan menghadapi tantangan dalam masa pandemi, 2) self directing memampukan seseorang untuk tetap bertumbuh dalam hal kerohanian sekalipun kurangnya perhatian dari gereja masing-masing. 3) Yosua Ministry dan pembina rohani, termasuk gereja atau permimpin Kristen harus mulai memikirkan cara bagaimana dapat menjangkau dan menolong jemaat yang tidak memiliki self directing dalam menjaga spiritualitas pribadinya.
CITATION STYLE
Yatmini, Hutahaean, L. S., & Pardede, R. J. (2022). Self Directing Bagi Pertumbuhan Rohani Anggota Komunitas Dalam Menghadapi Covid 19. Jurnal Arrabona, 5(1), 40–55. https://doi.org/10.57058/juar.v5i1.68
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.