Proses distribusi sayuran kangkung dari kabupaten Bintan ke kota Batam membutuhkan waktu sampai dengan12 jam. Penanganan pasca panen selama proses distribusi masih kurang dilakukan dapat menyebabkan susut bobot yang tinggi pada kangkung . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan terbaik untuk menekan susut bobot kangkung selama penyimpanan. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 10 paket perlakuan yaitu kangkung disimpan tanpa kemasan, serta menggunakan kemasan plastik polipropilen (PP) tanpa lubang, dengan lubang perforasi 4, 8, dan 12 kemudian seluruh perlakuan disimpan pada suhu ruang dengan menggunakan kotak steorofoam terbuka dan suhu dingin menggunakan kotak steorofoam tertutup yang berisi es. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Peubah yang diamati adalah susut bobot kangkung setiap 2 jam sampai 12 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kangkung tanpa kemasan plastik PP mengalami susut bobot tertinggi dibandingkan dengan kangkung yang dikemas dengan plastik PP. Persentase susut bobot tertinggi terjadi pada kangkung yang disimpan pada suhu dingin tanpa kemasan (6,45%) dan susut bobot terendah yaitu kangkung yang disimpan pada suhu dingin menggunakan plastik PP tanpa lubang(1,48%).
CITATION STYLE
Fransisca, A. (2019). PENGARUH SUHU DAN JUMLAH PERFORASI PADA KEMASAN TERHADAP SUSUT BOBOT KANGKUNG. Jurnal Ilmu Pangan Dan Hasil Pertanian, 3(1), 31–41. https://doi.org/10.26877/jiphp.v3i1.3452
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.