This study reviews the local wisdom and harmony in the tradition Maarak Book of Bukhari (MKB) in Banjar community. This study uses religious anthropological approaches to explore various ideas and understanding of the research object. The results showed that this tradition is motivated by environmental condition of Banjar which is prone to fire, so as part of a tradition of starting reinforcements. It is carried out when people have seen some signs or warnings and dealt with specific situations. This tradition is done at night during dry season when fires frequently happened, with the aim of counteracting the danger of fire and for safety. In this tradition, the procession made certain that is believed to be a sort of intermediary or the cause so that it prevents from the fire. Starting with the implementation of the sunnat prayers, then reading the sura Yasin, paraded the holy book around the village, recite the lines of Burdah, reading segue Kamilah, and closed with praying for salvation. The description of religious valuesand propaganda contained in this tradition is strong evidence of the ability of the scholars earlier to acculturate the understanding and behavior of Banjar society before the arrival of Islam. MKB is one of the traditions that reflect the meeting between Islam and local culture. Penelitian ini mengkaji tentang kearifan lokal dan harmoni yang terdeskripsi dalam tradisi Maarak Kitab Bukhari pada masyarakat Banjar. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologis keagamaan untuk menggali berbagai pemikiran dan pemahaman masyarakat terhadap objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Maarak Kitab Bukhari dilatarbelakangi oleh kondisi lingkungan masyarakat Banjar yang rawan terjadi kebakaran, sehingga sebagai bagian dari tradisi tolak bala, MKB dilaksanakan ketika masyarakat telah melihat sejumlah tanda (mendapat peringatan) dan berhadapan dan situasi tertentu. Tradisi ini dilakukan pada malam hari, ketika musim kemarau, seringnya terjadi kebakaran dengan tujuan menangkal bahaya kebakaran dan memohon keselematan. Dalam tradisi ini, dilakukan prosesi tertentu yang diyakini bisa menjadi semacam perantara (wasilah) atau berkat (penyebab), sehingga kebakaran tidak terjadi. Dimulai dengan pelaksanaan shalat sunnat hajat, diteruskan dengan membaca surah Yaasin, mengarak keliling kampung kitab Shahih Bukhari, melantunkan syair-syair Burdah, membaca Shalawat Kamilah, dan ditutup dengan pembacaan doa tolak bala serta doa keselamatan. Deskripsi nilai keagamaan dan dakwah yang terkandung dalam tradisi Maarak Kitab Bukhari merupakan bukti kuat kemampuan para ulama terdahulu dalam mengakulturasi paham dan prilaku masyarakat Banjar sebelum kedatangan Islam. Sehingga, apabila semula simbol, benda, dan nilai-nilai dalam tradisi tolak bala sarat dengan keyakinan terdahulu, begitu Islam masuk dan berkembang, tradisi tersebut telah bersandarkan dan sarat dengan nilai-nilai keIslaman dan bertransformasi menjadi tradisi Maarak Kitab Bukhari. Jelas apabila Maarak Kitab Bukhari adalah salah satu tradisi yang mencerminkan pertemuan antara Islam dan budaya lokal.
CITATION STYLE
Jamalie, Z. (2016). “MAARAK KITAB BUKHARI” TRADITION IN BANJAR COMMUNITY. El-HARAKAH (TERAKREDITASI), 18(2), 125. https://doi.org/10.18860/el.v18i2.3649
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.