Di Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik, sekitar 48 % masyarakatnya berprofesi sebagai petani jagung. Mulai tahun 2013 lalu, komoditas jagung diproduksi sebanyak 22.853 ton yang menghasilkan 285.662.500 limbah bonggol jagung bahkan di tahun 2019 sudah mencapai dua kali lipatnya. Limbah bonggol jagung ini terbuang begitu saja dan tidak dimanfaatkan dengan baik sebelum adanya pengembangan ekonomi lokal dalam bentuk Unit Dagang (UD) Ketanen Industri Kreatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan perkembangan usaha UD. Ketanen Industri Kreatif di Desa Ketanen Panceng Gresik ditinjau dari aspek pasar, aspek teknik, aspek manajemen, aspek sosial ekonomi dan aspek lingkungan juga untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan melalui analisis SWOT. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertumpu pada data di lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi lapangan dan kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari sisi aspek pasar, aspek teknis, aspek sosial ekonomi dan aspek lingkungan adalah layak. Namun, dari sisi aspek manajemen dan aspek keuangan serta pemasaran kurang layak dengan indikasi temuan kendala Sumber Daya Manusia (SDM) yang beralih memilih pekerjaan ke Luar Negeri atau di tempat lain. Dan kendala utamanya adalah pada pemasaran hasil-hasil produk yang tidak bisa langsung dipasarkan karena dampak pandemi (Covid 19), yang akhirnya memupus harapan keberlangsungan usaha ini.
CITATION STYLE
Khoir, M., Wahyudhi, I., & Alanshori, M. Z. (2022). Analisis Pemberdayaan Ekonomi Pemuda dari Bahan Limbah Bonggol Jagung Menjadi Produk Kerajinan Multiguna di Desa Ketanen Panceng Gresik. ADILLA : Jurnal Ilmiah Ekonomi Syari’ah, 5(1), 1–19. https://doi.org/10.52166/adilla.v5i1.2839
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.