Bagi sebagian orang, Kecerdasan Buatan dianggap sebagai ancaman terhadap keberadaan manusia dan peluang kerja. Namun, saya memandang fenomena ini secara berbeda. Bagi sebagian orang, AI akan menempati banyak peluang kerja. Namun, bagi saya, manusia telah dan masih menjadi bagian dari masa depan. Manusia memiliki mekanisme berpikir yang sangat berbeda dibandingkan AI. Jika manusia ingin berada di peta, manusia harus mengembangkan keterampilan yang tidak dapat dicapai oleh AI seperti intuisi dan empati. Berpikir kritis dan belajar adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam tulisan ini, saya akan membuktikan pendirian saya berdasarkan metode penelitian yang disebut Systematic Literature Review (SLR). Masih banyak ruang kompetisi bagi manusia ketika berhadapan dengan AI. Yang terpenting adalah manusia harus melihat dan memahami bahwa manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan AI. Kelebihan manusia ketimbang AI ini harus diwujudkan dengan belajar dan membaca kritis. Caranya adalah dengan manusia belajar tanpa harus terbebani mencapai kompetensi tertentu, merefleksikan apa yang manusia pelajari, memandang ilmu dengan empati dan visioner serta kemudian mempersonalisasi ilmu yang telah manusia pelajari agar menjadi bagian dari diri manusia untuk kemudian dapat menggunakan ilmu tersebut untuk kepentingan yang lebih baik di masa depan.
CITATION STYLE
Saiddaeni, S., Zulfandika, A. A., Fitriana, A. A., Nugroho, F. N. A., & Huda, I. N. (2024). Meningkatkan Kemampuan Skill Membaca dan Berfikir Kritis Menghadapi Ancaman AI di Era Digital yang Semakin Modern. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 7(1), 589–596. https://doi.org/10.54371/jiip.v7i1.3269
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.