Latar belakang: Pasangan serodiskordan merupakan salah satu kelompok berisiko tinggi terjadi penularan HIV. Pasangan serodiskordan yang melakukan tes HIV, ditemukan 92.19% diantara terkonfirmasi positif HIV. Salah satu faktor yang dapat berkontribusi tehadap risiko penularan adalah self disclosure ODHA pada pasanganya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui self disclosure pada ODHA, hambatan dan upaya mengatasinya. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah kualititaf dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilaksanakan di Kota Makassar pada bulan Juli-September 2022. Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak 10 orang terdiri dari 7 ODHA, 2 pasangan negative dan pendamping sebaya dari LSM. Pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview. Hasil: Pasangan serodiskordan memiliki persepsi yang berbeda terkait kerentanan menularkan kepada pasangan. Umumnya informan menyatakan bahwa HIV bukan merupakan penyakit dengan tingkat keganasan yang tinggi. Sebagian informan sudah membuka status kepada pasangannya, tetapi masih ada informan yang belum membuka status karena ketakutan adanya penolakan dari pasangan. Upaya yang dilakukan pasangan serodiskordan dalam mengatasi hambatan untuk membuka status adalah melakukan edukasi tentang HIV kepada pasangan dan adanya peran pendamping. Adapun upaya yang dilakukan ODHA untuk mencegah penularan kepada pasangan adalah menggunakan kondom dan rutin melakukan testing. Kesimpulan: Persepsi hambatan pada informan mempengaruhi keterbukaan diri ODHA membuka status pada pasangan.
CITATION STYLE
Andi Selvi Yusnitasari, Suci Rahmdani, Andi Tis’a Ramadhani, & Andini. (2023). Self Disclosure pada ODHA Pasangan Serodiskordan di Kota Makassar. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 6(2), 279–284. https://doi.org/10.56338/mppki.v6i2.2957
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.