Indonesia berada diposisi kedua dengan jumlah tanaman obat asli tertinggi di dunia setelah Hutan Hujan Amazon. G. pictum (L) Griff merupakan salah satu etnomedisin yang telah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat Indonesia, tapi keragaman genetiknya belum dipetakan. Penelitian ini bertujuan menganalisis keragaman genetik G. pictum (L) Griff dari Indonesia Bagian Timur berdasarkan marka molekuler SRAP melalui pencarian keberadaan polimorfisme. G. pictum (L) Griff yang digunakan berasal dari 11 etnis Indonesia Timur yang sudah dikeringkan sebelumnya, kemudian dilakukan isolasi DNA kromosom, amplifikasi PCR dengan menggunakan 8 kombinasi primer SRAP terpilih, kemudian dianalisis kekerabatan dari 7 etnis menggunakan software NTSYS (Numerical Taxonomy and Multivariative Analysis System) 2.0 dan PopGene (Population Genetic Analysis) 1.3. Dari hasil penelitian diperoleh nilai Persen Lokus Polimorfik (PLP) sebesar 88.55% dengan total lokus ditemukan 49 (44 lokus poliformik dan 5 lokus monomorfik), dan variasi Indonesia menduduki peringkat kedua dengan jumlah tanaman obat asli tertinggi di dunia setelah Hutan Hujan Amazon. Handeuleum (G. pictum (L) Griff) merupakan salah satu tanaman obat yang telah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat Indonesia, namun informasi mengenai keragaman genetiknya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keragaman genetik 52 aksesi G. pictum (L) Griff dari 11 etnis Indonesia Bagian Timur berdasarkan marka molekuler SRAP. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2018 hingga Januari 2019. Sebanyak 52 aksesi G. pictum (L) Griff dan 16 kombinasi primer SRAP digunakan dalam penelitian ini. Analisis kekerabatan dilakukan berdasarkan nilai indeks similaritas dan konstruksi dendogram dengan menggunakan program NTSYS 2.0 dan PopGene 1.3. Sebanyak 49 lokus (44 lokus polimorfik dan 5 lokus monomorfik) diperoleh dari delapan kombinasi primer terpilih dengan presentase polimorfik sebesar 88.55%. Keragaman genetik antar aksesi tergolong tinggi (86%) sedangkan antar etnis tergolong rendah (47.23%). Etnis dengan keragaman tertinggi adalah Demta (81.63%), sedangkan Auyu adalah Etnis dengan keragaman genetik yang paling rendah (2.04%). Berdasarkan nilai Indeks Dissimilarity (ID) atau nilai keragaman yang menunjukkan tingkat kekerabatan, Etnis Bajawa dan Auyu memiliki tingkat kekerabatan terjauh (ID = 1.0720). Informasi yang dihasilkan dalam penelitian ini bermanfaat untuk mendukung program pemuliaan dan konservasi daun wungu. Kata kunci: dendogram, handeuleum, SRAP, tanaman obat
CITATION STYLE
Azmi, W. A., Husnawati, Puspita, P. J., Safira, U. M., Subositi, D., & Maruzy, A. (2022). Genetic Diversity of Graptophyllum pictum (L.) Griff from Eastern Indonesia Ethnics Based on Sequence-Related Amplified Polymorphismr. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 50(2), 208–216. https://doi.org/10.24831/jai.v50i2.40644
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.