Buah naga merah merupakan tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Saat ini nilai jual dan minat masyarakat terhadap buah naga merah sedang menurun drastis. Berdasarkan hal tersebut kami ingin mengolahnya menjadi sumber bahan baku bioetanol dengan memanfaatkan daging buahnya. Kandungan glukosa pada daging buah naga merah sekitar 12% brix, hal ini memungkinkan untuk dikonversi menjadi etanol dengan proses fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar bioetanol yang dihasilkan serta mengetahui pengaruh variabel jumlah yeast dan jumlah nutrisi/NPK terhadap kadar bioetanol yang dihasilkan. Proses pembuatan bioetanol dari buah naga merah dimulai dengan menghaluskan daging buahnya sampai halus kemudian dipindahkan kedalam fermentor dengan volume jus sebanyak 300 ml, kemudian di analisis kadar glukosanya. Tahap selanjutnya adalah penambahan yeast dan nutrisi/NPK sesuai variable yang telah ditentukan. Variabel tersebut diantaranya adalah kadar yeast sebanyak: 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5% dari volume jus serta jumlah nutrisi/NPK sebanyak: 2 gr, 4 gr, 6 gr, 8 gr, dan 10 gr. Setelah penambahan variable, fermentor ditutup dan dilengkapi dengan airlock selama 4 hari. Selanjutnya hasil fermentasi dianalisa kadar alkoholnya. Kadar alkohol yang dihasilkan dipengaruhi oleh jumlah yeast dan jumlah nutrisi/NPK. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kadar ethanol paling tinggi sebesar 26% dengan penambahan yeast sebanyak 15 gram serta nutrisi sebanyak 10 gram
CITATION STYLE
Tyas Ramadhani, R., Arrachmah, N., Chempro, S., & Suprianti, L. (2023). Proses Pembuatan Bioetanol dari buah naga merah. Chempro, 1(2), 53–57. https://doi.org/10.33005/chempro.v1i2.51
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.