Saat ini, manusia semakin dibombardir oleh informasi, baik yang valid maupun tidak valid. Banjir informasi telah membuat manusia menjadi latah mengejar apa yang ia inginkan, salah satunya adalah kesejahteraan tanpa batas. Kondisi tersebut ternyata memiliki efek domino, yakni tercerabutnya refleksi kritis akan martabat manusia. Implikasinya, manusia memiliki kecenderungan untuk memandang rendah sesamanya. Dengan kata lain, hidup dipandang hanya sebatas arena pertarungan yang saling mengeksploitasi satu dengan lainnya. Kondisi ini tentu harus segera diatasi. Caranya adalah dengan merenungkan makna kepentingan diri dan martabat manusia yang sejalan dengan ajaran Gereja Katolik. Setidaknya ada dua dokumen yang berkaitan dengan masalah ini, yakni Ajaran Sosial gereja dan Katekismus Gereja Katolik. Kedua dokumen itu, pada prinsipnya dapat mendamaikan manusia dengan hasratnya yang selalu ingin menguasai. Semua itu tak lain agar tercipta kondisi keseimbangan layaknya prinsip ceteris paribus.
CITATION STYLE
Pranowo, Y. (2023). Kepentingan Diri dan Martabat Manusia. FOCUS, 4(1), 81–92. https://doi.org/10.26593/focus.v4i1.6705
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.