Area penelitian terletak pada Cekungan Sumatera Tengah dengan Batuan Dasar berumur Pra Tersier yang tersusun atas litologi batuan metasedimen dan beku (Heidrik & Aulia, 1993). Periode tektonik 3 fase yaitu rifting, wrenching dan inversion sangat mempengaruhi fracture yang berkembang pada batuan dasar. Fase akhir yaitu inversion menjadi penentu karakteristik fracture yang berada pada batuan dasar karena terkait dengan konektivitas dan aperture. Analisis fracture menggunakan kontrol sesar-sesar besar (major) untuk menentukan arah fracture yang berasosiasi dengan sesar tersebut. model intensitas fracture dibangun dengan 3 parameter geologi yaitu jarak dari bidang sesar, jarak dari pucak antiklin, jarak dari permukaan batuan dan dibantu dengan atribut seismik (Nugroho dkk, 2018). Karakter fracture didapatkan dengan model DFN (Discrete Fracture Network), open fracture memiliki arah umum N 007º - 013º E dan N 035º - 046º E. Hasil model menunjukan Aperture/jarak bukaan rekahan rata-rata 0,6 – 1 mm dengan permeabilitas 0 - 700 mD dan porositas fracture 0.1 – 10%. Simulasi Monte Carlo menggunakan parameter nilai tersebut menjadi batas atas (maksimum) dan batas bawah (minimum) dengan parameter lain dari data sumur. Dari hasil perhitungan dengan simulasi Monte Carlo didapatkan P90 sebesar 32.4 BCF , P50 sebesar 88.29 BCF dan P10 sebesar 240.05 BCF , dimana masing-masing menunjukkan pada perkiraan yang optimistik hingga pesimistik . Kata Kunci : Basement, Fracture, Reservoar, Monte Carlo
CITATION STYLE
Bayu Nugroho, M. O. (2020). Pengaruh Karakter Fracture Pada Properti Reservoar Dan Perhitungan Sumberdaya Gas Reservoar Fractured Basement Menggunakan Model Dan Simulasi Monte Carlo. Jurnal Offshore: Oil, Production Facilities and Renewable Energy, 4(1). https://doi.org/10.30588/jo.v4i1.711
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.